Cara mengukur tekanan darah di rumah dengan benar, langkah demi langkah. Siapkan monitor lengan atas (bukan pergelangan) yang tervalidasi, manset sesuai lingkar lengan. Hindari kafein, rokok, alkohol, dan olahraga 30 menit sebelum ukur; kosongkan kandung kemih; duduk tenang 5 menit.
Posisi: punggung tersangga, kaki menapak lantai dan tidak menyilang, lengan diletakkan di meja setinggi jantung, manset 2 cm di atas lipat siku, tidak di atas pakaian. Jangan berbicara saat pengukuran. Ambil 2 pembacaan berjarak 1 menit, catat rata-ratanya. Lakukan pada waktu yang sama setiap hari (pagi sebelum obat dan malam sebelum tidur) selama 3–7 hari untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat.
Bawa catatan ke dokter/tenaga kesehatan. Gunakan manset ukuran tepat (dewasa standar, dewasa lengan besar, dsb.); manset yang terlalu kecil menggelembungkan hasil (terlihat lebih tinggi dari sebenarnya). Bagi keluarga dengan lansia atau penderita penyakit ginjal/diabetes, diskusikan ambang dan target kendali yang dipersonalisasi dengan dokter.
Pola makan yang ramah tekanan darah. Dua pola yang banyak diteliti adalah DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dan pola Mediterania. Intinya: perbanyak sayur, buah, serealia utuh, kacang-kacangan, ikan, unggas; batasi garam, gula tambahan, daging merah/olahan, lemak jenuh/trans.
Dalam DASH, contoh porsi harian (1.800–2.000 kkal) sering kali mencakup 6–8 porsi serealia utuh; 4–5 porsi sayur; 4–5 porsi buah; 2–3 porsi susu rendah lemak; 2 atau kurang porsi daging tanpa lemak; 4–5 porsi/minggu kacang-kacangan/biji; dan natrium 1.500–2.300 mg/hari bagi yang dianjurkan.
Untuk adaptasi lokal Sumatra: ganti kuah asin/kaldu pekat dengan rempah segar (serai, kunyit, jahe, daun jeruk), pilih panggang/rebus ketimbang goreng, kurangi kerupuk/keripik sebagai lauk, dan gunakan porsi nasi sedang dengan tandingan sayur yang kaya kalium (bayam, tomat, pisang) untuk membantu menurunkan tekanan darah. Baca label pangan olahan: fokus pada baris “natrium” atau “garam”. Prioritaskan memasak di rumah agar dosis garam dapat dikendalikan.
Obat antihipertensi dan kepatuhan. Bila perubahan gaya hidup belum cukup atau tekanan darah sangat tinggi, dokter dapat meresepkan obat—misalnya ACE inhibitor (enalapril), ARB (losartan), calcium channel blocker (amlodipin), dan diuretik tiazid (hidroklorotiazid/klortalidon).
Banyak pasien memerlukan kombinasi. Minumlah obat setiap hari pada waktu yang sama, jangan menggandakan dosis bila lupa; konsultasikan efek samping (batuk kering pada sebagian pengguna ACE inhibitor, bengkak pergelangan pada sebagian pengguna amlodipin, dsb.).
Catat interaksi obat-jamu; informasikan pada tenaga kesehatan jika menggunakan suplemen/herbal. Pada sebagian kecil pasien, tekanan darah tetap tinggi meski sudah minum tiga obat (termasuk diuretik) dengan dosis maksimal—kondisi ini disebut hipertensi resisten dan memerlukan evaluasi penyebab sekunder (mis. gangguan ginjal, penyempitan arteri ginjal, sleep apnea) dan terapi lanjutan oleh dokter spesialis. Jangan mengganti atau menghentikan obat tanpa konsultasi.
Peran Puskesmas/Posbindu PTM dan langkah komunitas. Manfaatkan skrining PTM di Puskesmas untuk cek tensi, gula, dan profil risiko; ini penting bagi usia ≥18 tahun, perokok, pekerja sif, dan ibu hamil (untuk menapis preeklamsia).







