New Jersey – Gelandang Chelsea, Enzo Fernández, mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami pusing dan gangguan fisik saat berlaga di final Club World Cup 2025 melawan PSG, Minggu (14/7). Cuaca panas ekstrem yang mencapai lebih dari 35 derajat Celsius di MetLife Stadium diduga menjadi penyebab utama.
Fernández, yang tampil selama 75 menit sebelum digantikan, mengaku merasa tidak nyaman sejak awal babak kedua. Dalam wawancara usai pertandingan, pemain asal Argentina itu menyebut pengalaman tersebut sebagai salah satu momen paling berat secara fisik sepanjang kariernya.
“Saya benar-benar pusing dan lemas di tengah lapangan. Udara sangat panas dan lembap, membuat saya kesulitan konsentrasi,” kata Enzo seperti dikutip dari The Guardian. Ia menambahkan bahwa para pemain lain juga mengalami gejala serupa, terutama di babak kedua.
Meski demikian, Fernández tetap berkontribusi dalam kemenangan 3–0 timnya atas PSG yang memastikan gelar juara pertama Chelsea di Club World Cup edisi baru tersebut.
Komentar Enzo langsung memantik sorotan media terhadap penyelenggara turnamen. Suhu tinggi saat pertandingan disebut sebagai ancaman serius bagi kesehatan pemain.
Pakar olahraga dan dokter tim nasional Inggris, Dr. Lawrence Price, menyatakan bahwa bermain dalam suhu ekstrem tanpa pendinginan memadai bisa menyebabkan dehidrasi, kram otot, hingga kehilangan kesadaran.
“FIFA harus meninjau ulang waktu pertandingan di musim panas. Pemain rentan alami heat stroke jika dipaksakan bermain tanpa jeda pendinginan,” ujarnya kepada BBC Sport.
Di media sosial, penggemar sepak bola Indonesia ikut menanggapi pengakuan Enzo. “Harusnya ada water break, itu kan final. Keselamatan harus nomor satu,” tulis akun @rendik_ball asal Padang.
Beberapa pengamat bahkan menyarankan agar FIFA mengatur ulang jadwal turnamen besar di luar wilayah tropis pada bulan-bulan musim panas.
Kisah Enzo Fernández menjadi peringatan penting soal risiko kesehatan yang dihadapi para atlet dalam turnamen berskala global. Meski membawa pulang kemenangan, Chelsea dan Enzo membawa pesan penting: bahwa di balik gemerlapnya piala, ada perjuangan fisik yang tak ringan.