PALEMBANG, Jumat, 17 Oktober 2025, WIB — Sehari setelah PSSI mengumumkan berpisah dengan pelatih kepala Patrick Kluivert, perhatian publik beralih ke peran Jordi Cruyff yang sejak Februari 2025 ditunjuk sebagai penasihat teknis tim nasional. Mandat Cruyff dinilai krusial untuk menjaga kesinambungan program pembinaan dan perbaikan struktur sepak bola, sembari PSSI menentukan arah baru pascakegagalan lolos ke Piala Dunia 2026.
Kabar perpisahan dengan Kluivert datang setelah hasil buruk di kualifikasi—terkunci oleh kekalahan di Jeddah—meski pencapaian tim menembus putaran keempat merupakan yang terbaik sejak kemerdekaan. Kontrak Kluivert semula berjalan hingga 2027, namun diputus dengan kesepakatan bersama. Di tengah transisi ini, Cruyff tetap pada posisinya memimpin aspek teknis dan pengembangan jangka panjang.
Secara garis besar, mandat penasihat teknis mencakup peta jalan permainan tim, sinkronisasi kurikulum dari kelompok usia hingga senior, serta kerangka scouting yang lebih luas. Dalam perkenalannya awal tahun ini, PSSI menegaskan Cruyff akan bekerja sama erat dengan jajaran pelatih untuk perombakan struktur dan penguatan talenta. Penugasan itu tetap relevan pada fase evaluasi menyeluruh saat ini.
Erick Thohir, Ketua Umum PSSI — “Kami bangga menyambut Jordi Cruyff sebagai penasihat teknis PSSI,” ujarnya ketika pengumuman penunjukan. Pernyataan itu menegaskan ekspektasi agar pengalaman Cruyff di Barcelona dan level internasional diterjemahkan ke pembinaan yang terukur dan berkelanjutan.
Dampak bagi daerah, termasuk Sumatra, ada pada peluang pemantauan bakat dan sinkronisasi latihan lintas provinsi. Jika peta jalan teknis dijalankan konsisten, akademi dan kompetisi kelompok umur di Sumatra berpeluang mendapat akses evaluasi lebih sistematis—mulai dari standar kepelatihan, metode analitik pertandingan, hingga rekomendasi pola permainan yang seragam dari U-16 ke senior.
Sebagai latar, Cruyff direkrut pada 25 Februari 2025 dalam paket pembenahan yang kala itu juga menghadirkan Kluivert sebagai pelatih kepala. Seiring hasil tim yang naik-turun dan puncaknya kegagalan di putaran keempat, PSSI kini berada pada titik penentuan: mempertahankan kerangka pembinaan yang telah dirancang bersama Cruyff, atau merombak total. Keberlanjutan program akan menjadi kunci agar capaian putaran keempat bukan sekadar capaian sesaat.
Langkah berikutnya, PSSI dijadwalkan menetapkan pelatih kepala baru dan mengumumkan penyesuaian struktur teknis. Untuk klub dan akademi di Sumatra, penting menanti arahan standar latihan dan agenda talent ID nasional agar proses seleksi—termasuk untuk turnamen usia muda—lebih terbuka dan terukur.







