Kebiasaan Masyarakat
Orang-orang senang sekali saat berbelanja menggunakan keranjang anyaman yang nantinya akan dipenuhi barang belanjaan dan dibawa ke rumah masing-masing dengan meletakkan di atas kepala “manghunti” namanya. Kebanyakan yang berbelanja di Onan Balerong ketika ingin membeli atau dalam proses tawar menawar sering memperkenalkan marga atau boru yang bertujuan untuk mengakrabkan antara penjual dan pembeli.
Contohnya, ketika seorang laki-laki bermarga Siagian berbelanja sepatu. Biasa dia atau penjualnya basa-basi terlebih dahulu dengan menanyakan marga dari masing-masing mereka. Marga atau boru melekat pada nama akhir setiap orang Batak yang berasal dari nama terakhir ayah. Marga untuk laki-laki dan boru untuk perempuan.
Keuntungan akan didapat jika kebetulan mereka satu marga. Keuntungannya, yaitu penjual dapat mengurangi harga dari barang marga Siagian itu. Selain itu, terjalinlah partuturon ‘hubungan kekeluargaan’, tetapi hal ini bukan mengakibatkan terjadi perbedaan antar-marga atau boru yang sama dengan yang berbeda marga atau boru.
Orang Batak juga sering menggunakan salam khas “horas” artinya ‘selamat datang’ sebelum menanyakan kabar atau sebelum membeli. Kebanyakan kebiasaan masyarakat ini dilakukan oleh orang tua.
Di pasar tradisional ini, masih dominan warga pembeli dan penjual menggunakan bahasa Batak Toba. Akan tetapi, jika tidak tahu bahasa Batak atau berasal dari luar Batak dapat menggunakan bahasa Indonesia. Tidak ada unsur paksaan untuk menggunakan bahasa Batak.
Hari yang digunakan orang untuk berbelanja dan berdagang di Onan Balerong, yaitu hari Jumat karena pada hari Jumat para pedagang banyak menjajakan barang dagangan di tempat ini. Namun, Onan Balerong juga buka dilain hari Jumat dengan konteks orang yang berbelanja lebih sedikit dibandingkan hari Jumat.







