Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Film Horor ‘Primate’ Rilis 9 Januari 2026

Trailer perkenalkan “Ben”, simpanse peliharaan yang berubah buas; jadwal tayang Indonesia masih [Menunggu verifikasi]

primate film
primate film

JAKARTA, Sabtu, 18 Oktober 2025, WIB — ‘Primate’, film horor bertema serangan hewan garapan Johannes Roberts, resmi diputar perdana di Fantastic Fest 2025 dan dijadwalkan rilis bioskop pada 9 Januari 2026. Paramount Pictures merilis trailer yang menyorot “Ben”, simpanse peliharaan yang tiba-tiba ganas dan memburu manusia di sebuah liburan tropis.

Film berdurasi sekitar 89 menit ini dibintangi Johnny Sequoyah, Jessica Alexander, dan pemenang Oscar Troy Kotsur. Sejumlah media genre mencatat kesan “animal attack meets slasher” dengan efek praktikal yang intens. Sementara itu, beberapa artikel awal sempat menuliskan tanggal rilis berbeda pada pertengahan 2025; pembaruan terbaru menyebut jadwal rilis lebar 9 Januari 2026.

Matthew Jackson, kritikus Dread Central — “Penonton akan bersenang-senang saat film ini tayang awal 2026.” Ulasan pasca-pemutaran di Austin itu menggambarkan pengalaman penontonan yang efektif saat disaksikan bersama-sama, meskipun alur dan trik penyutradaraan terasa familier bagi penggemar subgenre.

Baca Juga:  Pengalaman Wisata Tak Terlupakan: 3 Hari 2 Malam Menjelajahi Keindahan Aceh

Bagi penonton Indonesia, terutama komunitas horor di kota-kota Sumatra, kehadiran ‘Primate’ berpotensi meramaikan kalender rilis awal tahun bersamaan dengan sejumlah judul waralaba horor lain. Namun, jadwal edar di jaringan bioskop nasional belum diumumkan. Jika tayang serentak, acara nonton bareng dan diskusi komunitas bisa mendorong UMKM lokal—dari tenant kuliner sekitar bioskop hingga gerai merchandise independen.

Baca Juga:  PON XXI Aceh-Sumut Pecahkan Banyak Rekor Nasional

Roberts sebelumnya dikenal melalui ‘47 Meters Down’ dan ‘The Strangers: Prey at Night’. ‘Primate’ disebut memadukan ketegangan serangan hewan, isu etika memelihara primata, dan elemen slasher. Durasi ringkas dan efek praktikal yang menonjol menjadi “jualan” utama. Di sisi lain, sensitivitas terhadap kesejahteraan satwa juga berpotensi memicu perbincangan seputar pesan moral dan representasi kekerasan di layar.

Baca Juga:  William Chan & He Sui Umumkan Kelahiran Putra

Langkah lanjut bagi penonton: pantau pengumuman jaringan bioskop dan distributor lokal untuk kepastian jadwal rilis Indonesia [Menunggu verifikasi]. Komunitas film dapat menyiapkan program diskusi mengenai etika satwa serta representasi kekerasan di media agar tontonan sekaligus menjadi ruang literasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *