BATAM, Jumat, 17 Oktober 2025, WIB — Film horor Korea Selatan “The Cursed” (귀시) resmi tayang di jaringan bioskop Indonesia mulai hari ini, Jumat (17/10). Penayangan perdana terkonfirmasi di CGV Grand Batam Mall dan sejumlah lokasi Cinema XXI di Medan, dengan durasi 96 menit dan klasifikasi usia D17+. Antusias penonton di Kepulauan Riau dan Sumatra Utara diperkirakan tinggi, mengingat deret bintang seperti Yoo Jae-myung, Moon Chae-won, Solar (MAMAMOO), dan Sumin (STAYC) turut membintangi.
Di Batam, CGV Grand Batam Mall menampilkan dua jadwal reguler pada pukul 14.10 dan 20.05 Waktu Indonesia Barat. Di Medan, jadwal terpantau hadir di Manhattan XXI (sekitar pukul 12.45–20.25), Hermes Place Polonia XXI, dan Suzuya Marelan XXI dengan beberapa slot siang hingga malam. Pihak jaringan mengingatkan jadwal dapat berubah tanpa pemberitahuan, sehingga penonton disarankan memeriksa ulang sebelum berangkat.
Hong Won-ki, Sutradara “The Cursed” — “Ide ‘gwisi’, pasar hantu tempat manusia ‘membeli’ apa yang tak dimiliki, lahir dari imajinasi: bagaimana jika ‘keinginan’ dan ‘ketakutan’ diperdagangkan?” ujarnya dalam wawancara di Seoul saat pemutaran pers. Ia menekankan kisah ini menyoroti konsekuensi ketika orang menukar prinsip demi memenuhi hasrat—modal sosial yang relevan dengan audiens modern.
Bagi penonton di Sumatra, kehadiran film ini menawarkan pilihan tontonan horor Asia dengan nuansa investigasi dan mitologi urban. UMKM pendukung ekosistem bioskop, seperti kafe di area mal dan penyedia merchandise, turut mendapat limpahan pengunjung di jam-jam padat. Penyelenggara nobar komunitas film dapat memanfaatkan jeda tayang (antara slot siang dan malam) untuk diskusi singkat seputar simbol “jendela rubah” dan kritik terhadap budaya perfeksionisme yang dieksplor film.
Sebagai latar, “The Cursed” lebih dulu rilis di Korea Selatan pada 17 September 2025 dan mencatat respons campuran di box office domestik, namun ramai diperbincangkan karena debut layar lebar dua idol K-Pop, Solar dan Sumin. Di Indonesia, distribusi perdana bertepatan dengan akhir pekan, mendorong jaringan bioskop menambah jam tayang di sejumlah kota. Sinopsis ringkas: serangkaian peristiwa ganjil terjadi setelah “jendela rubah” terbuka dan pasar gaib “gwisi” muncul; karakter-karakter yang mengejar rupa, nilai akademik, atau popularitas, membayar “harga” di luar nalar.
Ke depan, pengelola bioskop cenderung menyesuaikan jumlah showtime melihat performa penjualan tiket 2–3 hari pertama. Penonton disarankan datang lebih awal, terutama untuk slot malam akhir pekan. Untuk komunitas di Batam dan Medan, film ini bisa menjadi agenda hangout yang menggabungkan tontonan dan diskusi, misalnya membandingkannya dengan tren horor Korea lain yang belakangan masuk jaringan nasional.







