[TANJUNG JABUNG BARAT/JAMBI], Kamis, 6 November 2025, 21.55 WIB — Tanggul di Parit Hazar, Desa Muara Seberang, Kecamatan Seberang Kota jebol pada Rabu malam, 5 November 2025. Dampaknya, puluhan hektare kebun kelapa dan sawit milik warga tergenang. Dinas PUPR Tanjabbar menyebut pekerjaan tanggul tersebut merupakan paket APBD 2025 dengan nilai sekitar Rp 568,5 juta, dikerjakan oleh CV Sumber Abadi Sentosa. Aparat desa bersama warga memasang penahan darurat untuk mencegah luapan makin meluas sambil menanti penanganan dinas terkait.
Informasi lapangan menunjukkan jebolnya tanggul terjadi pada salah satu segmen utama yang menahan aliran Parit Hazar menuju lahan warga. Lebar kerusakan dilaporkan beberapa meter sehingga air meluber ke kebun-kebun di RT sekitar.
Warga mengeluhkan tanaman yang terendam sejak malam hingga pagi, sementara akses jalan kebun di beberapa titik licin dan sulit dilalui. PUPR menyatakan akan mengecek spesifikasi teknis dan retensi pekerjaan sebagai bagian dari evaluasi mutu.
Pejabat PPK/Dinas PUPR — ‘Ini pekerjaan APBD 2025. Kami menurunkan tim untuk menilai penyebab jebol dan memastikan pelaksana memenuhi tanggung jawab perbaikan sesuai kontrak.’
Di sisi lain, warga mendesak pemasangan karung pasir dan pompa portable untuk mengurangi genangan agar tanaman tidak rusak permanen.
Bagi warga tani Muara Seberang, genangan berkepanjangan berisiko menurunkan produktivitas kelapa dan sawit, merusak bibit, serta mengganggu jadwal panen. Sejumlah keluarga juga melaporkan air masuk ke pondok kebun. Pemerintah desa menginventarisasi kerusakan untuk usulan bantuan benih/pupuk dan perbaikan darurat. Dinas teknis diminta memastikan saluran pembuang berfungsi dan memperkuat titik lemah tanggul agar kejadian tidak berulang.
Sebagai konteks cuaca, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk Provinsi Jambi pada 5–6 November 2025 dengan potensi hujan lebat dan kilat/petir. Kondisi hujan intens di hulu–hilir berpotensi mempercepat kenaikan muka air parit/sungai kecil. Namun, penyebab jebolnya tanggul tetap menunggu evaluasi teknis pemerintah daerah—mencakup desain, metode kerja, dan faktor hidrologi.
Langkah lanjut/imbauan: (1) Pemkab melalui PUPR dan BPBD memasang tanggu darurat (geobag/karung pasir) di titik jebol; (2) Audit mutu pekerjaan dan instruksi perbaikan ke penyedia sesuai kontrak; (3) Petani memindahkan pupuk/bibit ke tempat aman dan mendata kerusakan; (4) Perbanyak pintu pembuang sementara untuk percepat surut; (5) Warga memantau prakiraan hujan BMKG dan menghindari aktivitas di tepi parit saat arus deras; (6) Pemerintah desa mengajukan bantuan sarpras pompa dan skema pemulihan lahan terdampak.







