JAKARTA, DKI Jakarta, Sabtu, 13 Desember 2025, 11.15 WIB — Pemerintah pusat menyiapkan 21 lokasi relokasi bagi korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menyasar rumah-rumah yang rusak berat atau hanyut, dengan prioritas pada keamanan lokasi baru dan kedekatan dengan fasilitas publik.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan pendataan sementara menunjukkan sekitar 112.551 unit rumah terdampak di tiga provinsi, terdiri atas kategori rusak ringan, sedang, berat, hingga hanyut. Dari jumlah itu, kementerian memetakan kebutuhan relokasi permanen untuk permukiman yang berada di zona sangat rawan bencana.
“Di Aceh ada delapan lokasi, di Sumatera Utara delapan lokasi, dan Sumatera Barat lima lokasi. Pertimbangan utama adalah keamanan, legalitas lahan, dan kedekatan dengan ekosistem warga seperti sekolah, pasar, dan rumah sakit,” ujar Maruarar usai rapat koordinasi tingkat menteri di Jakarta.
Di Aceh, beberapa lokasi yang sudah teridentifikasi antara lain Desa Tanjong Ceungai di Aceh Utara, Blang Pandak di Pidie, serta lahan milik pemerintah daerah di Pidie Jaya dan Bireuen. Di kawasan pesisir timur, Kota Lhokseumawe dan Langsa menyiapkan lahan puluhan hektare untuk menampung ratusan hingga lebih dari 500 unit rumah bagi penyintas dari wilayah yang dinilai tak lagi aman dihuni.
Di Sumatera Utara, lahan-lahan relokasi banyak berada di sekitar Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, memanfaatkan aset pemerintah maupun BUMN perkebunan. Sementara di Sumatera Barat, lahan disiapkan antara lain di Koto Tangah (Padang), Tanah Datar, dan kawasan sekitar Danau Maninjau yang terdampak longsor. Pemerintah menegaskan seluruh lahan harus bebas konflik dan memiliki kepastian hukum sebelum pembangunan dimulai.
Data BNPB menunjukkan bencana hidrometeorologi yang dipicu siklon Senyar telah menewaskan ratusan hingga lebih dari 900 jiwa, dengan ratusan orang masih dilaporkan hilang dan jutaan warga terdampak di tiga provinsi. Angka ini terus berubah seiring proses pencarian dan verifikasi lapangan, sehingga seluruh data resmi diperlakukan sebagai sementara [Menunggu verifikasi].
Di luar program pemerintah, sejumlah lembaga sosial seperti Buddha Tzu Chi juga menyatakan komitmen membangun ribuan unit rumah bagi korban, yang akan diintegrasikan ke dalam rencana besar pemulihan permukiman. Bagi warga Sumatra, keberhasilan program relokasi akan berpengaruh langsung pada kecepatan pemulihan aktivitas ekonomi lokal, dari kebun dan sawah hingga pasar rakyat yang menjadi tulang punggung konsumsi harian.





