Pidie, Gema Sumatra – Kelangkaan gas 3 kilogram (kg) bersubsidi di Kabupaten Pidie telah menjadi masalah serius sejak sepekan terakhir.
Warga yang sebelumnya dapat dengan mudah membeli gas ini kini terpaksa membayar harga yang melambung tinggi, berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung.
Kenaikan harga ini tentu sangat memberatkan masyarakat, terutama di tengah kebutuhan yang meningkat menjelang perayaan Maulid.
Menurut informasi yang di himpun oleh Serambinews.com pada Kamis (17/10/2024), dari pangkalan gas setempat, kelangkaan gas 3 kg sudah terjadi selama empat hari berturut-turut.
Pihak pangkalan mengaku tidak mengetahui penyebab pasti dari kelangkaan ini.
Mereka menjelaskan bahwa kuota gas untuk pangkalan tidak mengalami pengurangan, dan jadwal distribusi gas LPG 3 kg juga tetap berjalan sesuai rencana.
Anggota DPRK Pidie, Fauzi Jamil, mengungkapkan keprihatinannya mengenai situasi ini.
“Ramai warga melaporkan adanya kelangkaan gas 3 kg di Pidie. Hal ini sudah berlangsung sejak sepekan,” ujarnya.
Kelangkaan gas bersubsidi ini menyebabkan warga terpaksa membeli dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, di mana mereka hanya membayar antara Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu per tabung.
Kenaikan harga gas 3 kg ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat.
Fauzi menambahkan, “Di bulan Maulid ini, harga gas 3 kg benar-benar mencekik leher warga. Masyarakat sangat mengeluh dengan harga yang melambung.”
Banyak warga yang mengeluhkan bahwa mereka kesulitan mencari gas 3 kg, terutama di wilayah seperti Glumpang Tiga, Glumpang Baro, dan Kecamatan Simpang Tiga.
Fauzi meminta Pemkab Pidie untuk segera mencari solusi terkait masalah ini.
Ia berpendapat bahwa Pemkab melalui dinas terkait harus proaktif dalam menyelidiki penyebab kelangkaan gas 3 kg tersebut.
“Kita harus mengetahui mengapa kelangkaan ini bisa terjadi, terutama di bulan yang biasanya permintaan gas meningkat,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa sebelumnya ketersediaan gas 3 kg sangat melimpah, sehingga banyak pedagang yang menjual gas tersebut dengan cara berkeliling menggunakan becak mesin.
Namun, situasi kini berubah drastis, dan stok gas hilang bak di telan bumi.
“Apa ada dugaan di timbun? Karena di bulan Maulid ini permintaan gas 3 kg meningkat, tetapi justru gas menjadi langka,” ungkapnya.
Hal ini menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang sangat bergantung pada gas 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari.
Pemkab Pidie harus segera mencari penyebab kelangkaan gas 3 kg.
Mereka perlu mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pasokan gas bersubsidi kembali normal.
Dengan demikian, masyarakat tidak lagi terbebani oleh harga yang selangit.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News