Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Pengungsi Banjir Bireuen Butuh Tenda dan Air Bersih

Ratusan warga bertahan di meunasah Blang Panjoe menunggu bantuan

Banjir Bireuen Aceh
Banjir Bireuen Aceh

[BIREUEN/ACEH], Rabu, 3 Desember 2025, 09.35 WIB — Sekitar 700 warga korban banjir di Kecamatan Peusangan, Bireuen, masih mengungsi di meunasah Gampong Blang Panjoe dan membutuhkan tambahan tenda, air bersih, serta bantuan khusus untuk lansia dan balita karena rumah mereka tertimbun lumpur banjir.

Koordinator pengungsi, Abu Bakar, menjelaskan pengungsi tidak hanya berasal dari Blang Panjoe, tetapi juga dari beberapa desa lain di Peusangan yang terendam banjir sejak sepekan terakhir. Sejumlah tenda sudah didirikan di kompleks meunasah, namun tidak sebanding dengan terus bertambahnya pengungsi yang datang mencari tempat aman.

Selain tenda, kebutuhan pokok seperti beras, lauk pauk, dan air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus menjadi tantangan harian. Distribusi air bersih dari PDAM setempat sudah berjalan, tetapi kapasitasnya belum mampu mengimbangi jumlah keluarga yang mengungsi di lokasi tersebut.

Baca Juga:  Banjir Aceh Barat–Aceh Jaya meluas, BMKG ingatkan hujan lebat

“Pengungsi di meunasah ini membutuhkan tenda tambahan. Beberapa tenda sudah ada, tetapi orang yang datang terus bertambah. Kami juga butuh bantuan untuk lansia dan balita,” ujar Abu Bakar, sembari menyebut dapur umum yang dikelola relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Bireuen sudah menyiapkan makanan setiap hari namun tetap memerlukan pasokan bahan baku yang stabil.

Baca Juga:  BNPB Kirim Logistik untuk Banjir Aceh Jaya

Bagi warga yang rumahnya tertimbun material banjir hingga sepinggang orang dewasa, kembali pulang belum menjadi pilihan. Jalan-jalan lingkungan masih berlumpur setinggi betis, sehingga kendaraan tidak bisa masuk dan kegiatan ekonomi rumahan, seperti warung dan usaha kecil, belum bisa kembali beroperasi. Hal ini berpotensi menekan pendapatan harian keluarga rentan jika masa pengungsian berlangsung lama.

Abu Bakar berharap pemerintah kabupaten mengirim alat berat dan tim kebersihan terpadu untuk membantu membersihkan lumpur di rumah-rumah warga, mengingat pekerjaan itu sulit dilakukan sendiri oleh pengungsi yang juga tengah memikirkan kebutuhan makan dan kesehatan keluarga. Permintaan ini sejalan dengan imbauan sejumlah pakar kebencanaan agar pemerintah daerah mempercepat fase pemulihan lingkungan pascabencana di Aceh dan Sumatra.

Baca Juga:  Hari Sawit Nasional: Jejaknya Dimulai dari Aceh dan Asahan

Dalam jangka pendek, Pemkab Bireuen didorong untuk menambah tenda hunian sementara, memperkuat pasokan air bersih dan layanan kesehatan di pengungsian, serta menyiapkan skema padat karya pembersihan lingkungan ketika cuaca mulai membaik. BMKG masih memberikan peringatan hujan sedang hingga lebat di Aceh dan sekitarnya, sehingga warga diminta tetap siaga terhadap peluang banjir susulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *