Pria di Aceh Tengah Tewas Dibacok Akibat Kedipkan Mata

Korban Tewas di Tempat Kejadian

Ket foto: Pria Tewas Dibacok (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)
Ket foto: Pria Tewas Dibacok (Sumber Foto: Instagram/kabaraceh)

Aceh Tengah, Gema Sumatra – Tragedi memilukan terjadi di Kampung Remesen, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah, pada Sabtu pagi.

RN (50), seorang pria, tewas mengenaskan setelah dibacok oleh RD (52), tetangganya sendiri.

Penyebabnya di duga karena korban mengedipkan mata ke istri pelaku, RA (28).

Insiden ini mencerminkan betapa berbahayanya emosi yang tidak terkendali.

Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah, Iptu Deno Wahyudi, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.40 WIB.

Pada saat itu, pelaku bersama istrinya sedang memperbaiki saluran air di Dusun Burlah, sementara korban berada di lokasi yang sama untuk menjemur kopi.

“Istri pelaku menghampiri korban dan bertanya mengapa korban mengedipkan mata kepadanya. Hal ini memicu amarah pelaku hingga terjadi penyerangan,” ungkap Deno.

Lihat Juga:  Kapal PELNI Jadi Akomodasi Terapung Gratis Selama PON XXI

Pelaku secara membabi buta menyerang korban dengan parang. RD membacok kepala korban berulang kali hingga korban jatuh ke tanah.

Tidak berhenti di situ, pelaku juga menggorok leher korban hingga nyaris putus. Korban pun tewas di tempat kejadian.

Setelah kejadian, masyarakat setempat segera melapor ke pihak kepolisian.

Tim Opsnal Satreskrim Polres Aceh Tengah bersama anggota Polsek Silih Nara langsung menuju lokasi dan berhasil menangkap pelaku tanpa perlawanan.

Sementara itu, jenazah korban di evakuasi ke RSUD Datu Beru Takengon untuk menjalani visum.

Kasus ini menyoroti pentingnya pengendalian emosi dalam menyikapi konflik.

Seorang psikolog kriminal, Dr. Indah Wibisono, mengatakan bahwa kecemburuan sering kali menjadi pemicu utama tindak kekerasan dalam masyarakat.

Lihat Juga:  Empat Orang Tewas Tertabrak Kereta di Karawang

“Ketidakmampuan seseorang untuk mengelola kecemburuan dan konflik interpersonal dapat berujung pada tindakan ekstrem. Ini adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius,” ujarnya.

Selain itu, aspek penegakan hukum dalam kasus ini juga menjadi perhatian.

Menurut advokat senior, Ahmad Fauzan, setiap tindakan kekerasan harus di proses secara hukum untuk memberikan efek jera.

“Hukum harus di tegakkan secara tegas, namun masyarakat juga perlu di didik untuk menyelesaikan konflik secara damai. Budaya dialog sangat penting untuk mencegah kasus serupa terulang,” katanya.

Hingga saat ini, pelaku RD masih di tahan di Polres Aceh Tengah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Kasat Reskrim menegaskan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Lihat Juga:  Harga Emas Turun Rp 70.000 per Mayam di Pasar Aceh

“Kami akan memproses kasus ini dengan transparan dan adil,” kata Deno.

Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat tentang dampak dari tindakan impulsif dan emosional.

Masyarakat di himbau untuk tetap tenang dalam menghadapi konflik dan lebih memilih jalur komunikasi atau mediasi.

Hal ini tidak hanya mencegah tindak kekerasan, tetapi juga menjaga keharmonisan sosial di lingkungan masyarakat.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *