KENDARI & AMBON – Aktivitas seismik kembali terasa di wilayah timur Indonesia. Dalam dua hari terakhir, dua gempa susulan dilaporkan mengguncang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan wilayah laut sekitar Ambon, Maluku. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Gempa pertama tercatat di Kendari pada Jumat (11/7) pukul 08.01 WITA. Gempa berkekuatan magnitudo 2,2 terjadi di darat, dengan pusat gempa berada sekitar 1 kilometer barat daya Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Menurut BMKG, kedalaman gempa sangat dangkal, yaitu hanya 5 kilometer, sehingga guncangannya terasa di beberapa wilayah permukiman. Meski intensitasnya tergolong lemah, warga yang berada di dalam bangunan tinggi merasakan getaran sejenak.
Rudin, Koordinator BMKG Stasiun Geofisika Kendari, menyebutkan bahwa gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan.
“Ini merupakan gempa dangkal dengan magnitudo kecil. Belum ada laporan kerusakan atau korban. Namun, kami tetap meminta warga waspada dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Hanya sehari sebelumnya, Kamis (10/7), wilayah Ambon dan sekitarnya juga diguncang gempa berkekuatan M4,6. BMKG melaporkan pusat gempa berada di laut, sekitar 35 kilometer tenggara Ambon, dengan kedalaman 10 kilometer. Guncangan ini dirasakan oleh warga di sebagian wilayah Kota Ambon dan Desa Amalatu, Seram Bagian Barat. Intensitas guncangan diukur pada skala III MMI di Ambon dan II MMI di Amalatu.
Meski tidak tergolong gempa besar, sejumlah warga mengaku sempat terkejut dan keluar dari rumah untuk berjaga-jaga.
“Getarannya tidak lama, tapi cukup terasa. Kami sempat berkumpul di halaman rumah karena takut ada susulan,” kata Ruli, warga di kawasan Waihaong, Ambon.
BMKG memastikan kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun, pemantauan aktivitas seismik masih terus dilakukan karena dua kawasan ini termasuk dalam zona rawan gempa yang aktif. Hingga Sabtu pagi, tidak ada gempa susulan signifikan yang tercatat di Kendari maupun Ambon.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada dan memahami langkah mitigasi sederhana. Dalam situasi seperti ini, penting untuk memeriksa struktur bangunan rumah, mematikan sumber listrik bila diperlukan, dan mengetahui jalur evakuasi tercepat jika guncangan lebih besar terjadi.
Rekomendasi BMKG untuk Masyarakat:
- Hindari bangunan retak atau struktur tinggi yang berpotensi roboh.
- Pantau informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi dan media sosial.
- Simpan dokumen penting dan alat evakuasi seperti senter, baterai, dan air minum.
- Jika berada di dekat pantai, kenali tanda-tanda awal tsunami dan rute evakuasi.
Konteks Wilayah Rawan Gempa
Indonesia merupakan negara yang terletak di zona “Cincin Api Pasifik”, tempat pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia. Wilayah Kendari dan Ambon merupakan bagian dari jalur gempa aktif yang rentan terhadap gempa tektonik dangkal. Dalam dua dekade terakhir, beberapa gempa kuat pernah mengguncang kawasan ini, menimbulkan kerusakan signifikan dan korban jiwa.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat dan ketangguhan infrastruktur sangat penting untuk meminimalisir dampak jika terjadi gempa yang lebih besar di masa mendatang.