GEMASUMATRA.COM – Gelombang protes besar melanda Indonesia sejak akhir Agustus 2025. Aksi yang dipicu oleh polemik tunjangan anggota DPR ini berujung pada bentrokan, kerusuhan, hingga jatuhnya korban jiwa. Presiden Prabowo Subianto akhirnya memerintahkan pengerahan militer untuk meredam situasi, menandai eskalasi serius dalam dinamika politik tanah air.
Protes bermula dari pengumuman fasilitas dan tunjangan baru bagi anggota DPR, yang dinilai rakyat terlalu mewah dan tidak peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Ketegangan meningkat ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas setelah dilindas kendaraan taktis polisi saat demonstrasi berlangsung. Peristiwa ini memicu amarah publik dan memperluas gelombang aksi ke berbagai daerah.
Tidak hanya di Jakarta, demonstrasi juga terjadi di kota-kota besar lain termasuk Medan di Sumatra. Ribuan mahasiswa, pekerja, hingga masyarakat umum turun ke jalan. Sejumlah kantor DPRD dilaporkan dirusak massa, sementara fasilitas publik mengalami kerusakan akibat aksi anarkis. Sekolah-sekolah di beberapa daerah bahkan terpaksa ditutup demi menghindari risiko bentrokan.
Hingga awal September, laporan menyebut sedikitnya tujuh hingga delapan orang meninggal dunia akibat bentrokan di berbagai lokasi. Puluhan lainnya mengalami luka-luka, baik dari kalangan aparat maupun masyarakat. Situasi keamanan yang semakin genting membuat beberapa kelompok sipil menunda rencana aksi lanjutan.
Dalam merespons krisis ini, Presiden Prabowo mengumumkan pembatalan sejumlah tunjangan DPR. Ia juga menunda agenda kunjungan luar negeri untuk fokus pada penyelesaian masalah di dalam negeri. Meski demikian, langkah pengerahan militer di jalan-jalan ibu kota dan kota besar lain menimbulkan kekhawatiran baru terkait kebebasan sipil.
Gejolak politik ini turut menekan perekonomian nasional. Pasar saham mengalami penurunan signifikan, sementara rupiah melemah terhadap dolar AS. Pemerintah berusaha menenangkan situasi dengan menyatakan bahwa fundamental ekonomi tetap kuat, sembari menyiapkan paket bantuan sosial dan stimulus investasi guna meredam keresahan masyarakat.
Meskipun sejumlah langkah telah diambil, kondisi di berbagai daerah masih tegang. Warga berharap pemerintah dapat menemukan solusi adil tanpa menambah korban, sekaligus memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi negara.







