Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

34 Warga Tapanuli Tengah Tewas, Ribuan KK Masih Terisolasi

Seluruh 20 kecamatan terdampak, akses darat dan komunikasi ke banyak desa masih terputus.

Banjir longsor Tapanuli Tengah
Banjir longsor Tapanuli Tengah

PANDAN, SUMATERA UTARA, Selasa, 2 Desember 2025, 09.45 WIB — Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melaporkan 34 warga meninggal dunia dan 33 orang hilang akibat banjir bandang dan longsor yang menerjang sejak akhir pekan lalu. Seluruh 20 kecamatan terdampak, sementara ribuan kepala keluarga masih terisolasi menunggu evakuasi.

Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu menyatakan, data sementara menunjukkan korban meninggal dan hilang tersebar di sejumlah kecamatan pesisir dan lereng perbukitan. Selain korban jiwa, ribuan rumah rusak atau terendam dan jaringan listrik serta telekomunikasi di banyak titik belum sepenuhnya pulih. Jalur penghubung Tapanuli Tengah dengan Sibolga, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara juga mengalami kerusakan di banyak segmen.

“Seluruh 20 kecamatan terdampak bencana, dengan 34 orang meninggal dunia, 33 masih hilang, dan ribuan kepala keluarga masih terisolasi menunggu evakuasi. Sebagian desa belum bisa diakses karena tertutup longsor dan jembatan terputus,” ujar Masinton. Pemerintah daerah tengah menyiapkan penetapan status tanggap darurat dan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk memastikan suplai bahan makanan ke dapur umum.

Baca Juga:  Curah Hujan November Tinggi, 11 Daerah Siaga di Sumatra Selatan

Bagi warga, dampak paling terasa adalah keterbatasan akses pangan, air bersih, dan layanan kesehatan. Di beberapa desa, warga mengandalkan stok beras dan bahan makanan dari lumbung-lumbung keluarga, sembari menunggu helikopter bantuan datang. Sektor usaha kecil di sepanjang jalur lintas Sibolga–Pandan juga lumpuh karena jalan tertutup material longsor dan kayu gelondongan yang terbawa arus.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Hari Ini di Sumatera Utara – Hujan Ringan & Kabut/Asap

BNPB mencatat, di level provinsi Sumatera Utara, total 166 orang meninggal dan 143 hilang akibat rangkaian banjir dan longsor, dengan dampak paling parah di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga. Jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan dan Sibolga–Tarutung putus di sejumlah titik sehingga distribusi logistik banyak mengandalkan helikopter dan perahu karet.

Baca Juga:  Banjir Tahunan Kembali Melanda Aceh Utara

Dalam beberapa hari ke depan, pemkab bersama BNPB, TNI, dan Polri fokus membuka akses ke desa terisolasi, menambah posko pengungsian yang lebih layak, serta mempercepat pendataan rumah rusak dan lahan pertanian terdampak. Warga yang tinggal di bantaran sungai dan kaki bukit diminta waspada terhadap potensi longsor susulan, mengikuti arahan relawan jika diminta mengungsi, dan menghindari aktivitas di sepanjang tebing sungai saat hujan deras.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *