Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Bahlil Dorong Hilirisasi di Rempang & Kuala Tanjung

Fokus hilirisasi kuarsa dan penguatan pelabuhan strategis di Sumatra

Investasi hilirisasi
Investasi hilirisasi

BATAM/MEDAN, Sabtu, 25 Oktober 2025, WIB — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan arah hilirisasi dan penguatan rantai pasok sebagai pendorong investasi di Sumatra. Dalam waktu berdekatan, pemerintah merilis data realisasi investasi triwulan III/2025 yang meningkat, sementara arus minat investor ke Rempang, Kepulauan Riau, dan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, kembali menguat.

Dorongan hilirisasi yang disampaikan Bahlil Lahadalia berkelindan dengan agenda pengembangan industri berbasis kuarsa di Rempang dan kebutuhan konektivitas pelabuhan–kawasan industri di Kuala Tanjung.

Di Batam–Rempang, rencana ekosistem hilir kaca dan panel surya terus disiapkan; di Sumut, kunjungan delegasi Zhejiang Seaport Group ke Pelabuhan Kuala Tanjung pekan ini menandai ketertarikan mitra logistik global pada simpul ekspor-impor di pantai timur Sumatra. Data resmi pemerintah pusat memperlihatkan iklim investasi masih ekspansif pada kuartal berjalan.

Baca Juga:  Harga Beras Lampaui HET, SPHP Bulog Hampir 500 Ribu Ton; Dampaknya ke Sumatra

Secara nasional, Kementerian Investasi/Hilirisasi–BKPM melaporkan realisasi investasi triwulan III/2025 menembus Rp 491,4 triliun, tumbuh sekitar 13,9% secara tahunan dan berkontribusi 25,8% terhadap target tahunan. Kenaikan tersebut ditopang proyek hilirisasi serta aktivitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tetap kuat.

Di level daerah, sejumlah provinsi Sumatra—antara lain Riau dan Sumatera Selatan—melaporkan tren positif pada Januari–September 2025, dengan kontribusi manufaktur, logistik, dan pengolahan sumber daya alam. [Menunggu verifikasi angka per provinsi terbaru]

Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kemitraan strategis lintas negara untuk memastikan transfer teknologi dan pasar bagi produk hilir. “Penandatanganan MoU ini menandai babak baru yang strategis; komitmen mendorong hasil konkret yang saling menguntungkan di sektor energi dan pertambangan,” ujar Bahlil, menyinggung kerja sama energi yang baru diteken pekan ini. Ia menyatakan kebijakan hilirisasi akan berjalan beriringan dengan penguatan logistik pelabuhan dan kawasan industri di daerah.

Baca Juga:  Batam Bangun Box Culvert di Simpang Helm untuk Atasi Banjir

Bagi warga dan pelaku UMKM di Batam–Rempang serta koridor Kuala Tanjung, kabar ini bermakna peluang kerja, kemitraan pasokan lokal, dan peningkatan aktivitas perdagangan. Di Rempang, rantai pasok hilir kaca–panel surya berpotensi menyerap tenaga kerja serta memicu permintaan layanan pendukung (transportasi, katering, konstruksi).

Di Batu Bara–Sumut, peningkatan trafik kapal dan kontainer ke Kuala Tanjung diharapkan menurunkan biaya logistik dan memperluas akses pasar bagi sentra produksi perikanan, perkebunan, dan manufaktur. Pemerintah daerah diminta menyiapkan pelatihan tenaga kerja, penyederhanaan perizinan berusaha skala mikro–kecil (OSS), dan tata ruang yang akomodatif.

Secara historis, Rempang menjadi salah satu proyek strategis yang dikaitkan dengan investasi kaca dan turunannya sejak 2023 melalui nota kesepahaman pemerintah dengan Xinyi Group. Pada fase berikutnya, pemerintah menyusun opsi relokasi penduduk, penataan ulang layanan publik, dan pematangan lahan industri.

Baca Juga:  Deli Serdang Raih Penghargaan Kabupaten Terbaik Pelaksana GPM di Sumut

Di sisi lain, Kuala Tanjung dikembangkan sebagai pelabuhan dan kawasan industri terpadu yang menargetkan arus langsung (direct call) ke jalur internasional. Kolaborasi Pelindo dengan mitra global—termasuk kunjungan delegasi pelabuhan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir—menjadi sinyal kuat bagi pengembangan hub logistik barat Indonesia.

Ke depan, Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi/Hilirisasi–BKPM akan menyinkronkan agenda hilirisasi dengan kebutuhan energi kawasan industri (listrik, gas, BBM industri) serta dukungan konektivitas (jalan, rel, pelabuhan).

Pemerintah daerah di Kepri dan Sumut diharapkan aktif memfasilitasi sertifikasi lahan, kemudahan logistik darat, serta skema kemitraan UMKM–industri. Jadwal pembaruan data realisasi investasi kuartal IV/2025 akan menjadi indikator lanjutan untuk menilai akselerasi proyek strategis Rempang dan percepatan ekosistem industri–pelabuhan di Kuala Tanjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *