TAPANULI TENGAH, SUMATERA UTARA, Kamis, 20 November 2025, 14.00 WIB — Hujan deras sejak Senin malam hingga Selasa di Kabupaten Tapanuli Tengah memicu banjir dan tanah longsor di sembilan titik. Ratusan rumah terendam, sementara akses jalan menuju dua desa dan satu kelurahan di Kecamatan Tukka sempat terputus material longsor.
BPBD Tapanuli Tengah melaporkan banjir melanda beberapa kecamatan, antara lain Pandan, Sarudik, Badiri, Barus, Kolang, dan Tukka. Ketinggian air di sejumlah permukiman dilaporkan mencapai 70–90 sentimeter, meski hingga Rabu malam tidak ada laporan korban jiwa.
Tanah longsor menutup badan jalan di Kecamatan Tukka, tepatnya di sekitar Desa Sigiring-giring dan Huraba, sehingga akses ke dua desa dan satu kelurahan terputus sementara. Pemerintah kabupaten mengerahkan alat berat dari Dinas PUPR untuk membersihkan material longsor, sekaligus menyiapkan jalur alternatif jika hujan lebat kembali turun.
Dalam keterangan tertulis, BPBD Tapanuli Tengah menyebut petugas bersama Satpol PP, Dinas Kesehatan, camat, lurah, dan aparat desa fokus membantu evakuasi warga rentan, mengamankan barang berharga, serta mengatur lalu lintas di titik banjir. Upaya pembersihan rumah dan fasilitas umum dilakukan setelah air surut di sebagian lokasi.
Banjir dan longsor ini mengganggu aktivitas ekonomi warga, terutama pelaku usaha kecil yang mengandalkan akses jalan antar-kecamatan. Distribusi barang kebutuhan pokok sempat melambat, sementara sebagian pedagang memilih menutup kios karena air masih menggenang di sekitar pasar dan ruas jalan utama.
Menurut catatan BPBD, kejadian serupa berulang hampir setiap musim hujan ketika intensitas hujan tinggi dan sungai-sungai di Tapteng meluap. Kondisi topografi perbukitan di beberapa kecamatan membuat tanah rentan longsor saat curah hujan meningkat, terutama di kawasan dengan tebing terjal dekat badan jalan.
Pemerintah daerah mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai dan lereng bukit untuk meningkatkan kewaspadaan, segera melaporkan jika terjadi retakan tanah atau kenaikan muka air sungai, serta mematikan aliran listrik bila banjir kembali naik. Pemkab juga menyatakan akan memperkuat normalisasi saluran air dan penataan permukiman di zona rawan pada tahun anggaran berikutnya.







