Gaya Hidup, Gema Sumatra – Ganindra Bimo dan Andrea Dian, pasangan selebriti yang telah menikah selama 11 tahun, masih menantikan kehadiran anak.
Meskipun begitu, perjalanan mereka untuk memiliki keturunan tak berjalan mulus.
Dalam podcast Goyang Lidah bersama Ebel Cobra dan Praz Teguh, Ganindra membuka cerita tentang perjuangan mereka, yang di mulai dengan peristiwa tragis setelah setahun menikah.
Pada tahun 2014, Andrea mengalami keguguran, sebuah kejadian yang mengguncang hati mereka.
Keguguran tersebut bukan hanya mempengaruhi secara emosional, tetapi juga memaksa Andrea untuk menjalani operasi pengangkatan saluran indung telur kirinya.
“Pada saat itu, dokter mengatakan bahwa peluang hidup Andrea hanya 20-80 persen,” ungkap Ganindra dengan penuh perasaan.
“Saya sangat khawatir, dan berjanji untuk menjaga pernikahan kami jika Andrea di beri kesempatan hidup,” lanjutnya.
Beruntung, Andrea berhasil melewati masa-masa kritis tersebut.
Meskipun harus menerima kenyataan kehilangan janin mereka, keduanya tetap saling mendukung.
Kisah ini adalah cerminan dari perjuangan panjang mereka untuk memiliki anak.
Setelah peristiwa tersebut, keduanya mengalami trauma yang mendalam, dan usaha untuk memiliki anak pun sempat terhenti sejenak.
Mereka mencoba mengikuti program bayi tabung pada 2020, namun program tersebut terganggu karena Andrea harus menjalani karantina akibat COVID-19.
Meskipun berbagai usaha sudah dilakukan, pasangan ini belum dikaruniai anak hingga kini.
Meski tantangan besar menghadang, pasangan ini tetap menunjukkan kebersamaan yang kuat.
Dalam unggahan media sosial mereka, terlihat betapa harmonisnya hubungan mereka, meskipun tanpa kehadiran anak.
“You always know how to make me smile, even when I’m feeling down,” tulis Andrea dalam sebuah unggahan romantis bersama Ganindra.
Cinta dan dukungan satu sama lain menjadi kekuatan utama mereka dalam menghadapi perjalanan hidup ini.
Menurut Dr. Anita Fauziyah, seorang ahli kedokteran reproduksi yang berpraktik di Jakarta, kendala dalam mendapatkan keturunan tidak hanya disebabkan oleh faktor fisik, tetapi juga faktor psikologis yang bisa mempengaruhi kesuburan pasangan.
“Trauma emosional yang terjadi setelah keguguran bisa berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, pemulihan emosional sangat penting dalam perjalanan menuju kehamilan,” jelas Dr. Anita.
Bimo dan Andrea telah menunjukkan bahwa meskipun impian untuk memiliki anak belum tercapai, kekuatan cinta mereka tetap tak tergoyahkan.
Sebagai pasangan yang saling mendukung, mereka terus berharap bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik di saat yang tepat.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News