Fatih Architecture Studio Banner
Fatih Architecture Studio Banner

Penulis Baek Se-hee Meninggal Dunia pada Usia 35

Karyanya memantik diskusi kesehatan mental lintas negara

Baek Se-hee
Baek Se-hee

PEKANBARU, Jumat, 17 Oktober 2025, WIB — Baek Se-hee, penulis Korea Selatan di balik memoar laris “I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki”, meninggal dunia pada usia 35 tahun. Kabar duka ini menggema di komunitas pembaca Indonesia yang mengenal Baek lewat edisi terjemahan dan diskusi publik tentang kesehatan mental yang marak beberapa tahun terakhir.

Baek dikenal karena gaya bertutur yang jujur tentang distimia dan kecemasan yang ia alami, dirangkai dalam percakapan dengan psikiaternya. Karya tersebut terbit pada 2018 di Korea dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, sehingga menjadi rujukan populer bagi pembaca yang mencari literatur empatik mengenai kesehatan mental. Di Indonesia, edisi terjemahan diperkenalkan sejak 2019 oleh penerbit lokal, diikuti gelombang diskusi komunitas.

Kabar wafatnya memicu arus penghormatan dari media dan komunitas sastra regional. Laporan media Korea menyebut keluarga Baek telah memastikan kepergiannya. Selain buku pertama, sekuel berjudul “I Want to Die but I Still Want to Eat Tteokbokki” turut dirilis dan tersedia luas dalam bahasa Inggris beberapa tahun terakhir, memperluas jangkauan pembaca global.

Baca Juga:  Pekanbaru Siagakan 1.000 Personel Cegah Banjir

Fayrisya Maliha Riyawati Soehadi Putri, Jurnalis (merangkum laporan media) — “Karya Baek membuka percakapan yang sebelumnya dianggap tabu, dan membantu pembaca merasa tidak sendirian,” tulisnya dalam sebuah laporan yang mengabarkan kepergian sang penulis. Di Indonesia, pengaruh buku ini terlihat pada maraknya klub buku dan forum komunitas yang mengangkat tema self-care, terapi, dan pengurangan stigma.

Baca Juga:  PSPS 3-3 PSMS, Gol Penyeimbang di 90+7

Bagi pembaca di Sumatra, buku Baek kerap hadir dalam kegiatan bedah buku kampus, rak rekomendasi toko buku besar di kota-kota seperti Medan dan Pekanbaru, hingga daftar bacaan komunitas literasi independen. Dampaknya bagi UMKM perbukuan—toko buku independen, penyelenggara diskusi, hingga produsen merchandise literer—terlihat pada meningkatnya permintaan terhadap buku-buku bertema kesehatan mental sejak gelombang minat literatur Korea beberapa tahun terakhir.

Sebagai latar, edisi Indonesia “I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki” hadir sejak Agustus 2019 dan menjadi salah satu pintu masuk pembaca muda ke wacana kesehatan mental yang lebih terbuka. Di tingkat global, edisi bahasa Inggris terbit pada 2022, disusul penerbitan sekuel dalam bahasa Inggris pada 2024. Rangkaian penerbitan ini memperpanjang umur diskusi lintas bahasa dan budaya mengenai terapi serta keseharian hidup dengan gangguan afektif.

Baca Juga:  Cuaca Riau Hari Ini: Panas Siang, Potensi Hujan Petir Sore–Malam

Langkah berikut, komunitas literasi diperkirakan menggelar acara penghormatan berupa diskusi dan pembacaan karya. Untuk perpustakaan dan sekolah di Sumatra, momen ini dapat dimanfaatkan untuk menguatkan literasi kesehatan mental—dengan kurasi bacaan berimbang, moderasi diskusi yang sensitif, serta rujukan layanan profesional bila diperlukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *