Kesehatan, Gema Sumatra – Diare merupakan salah satu penyakit yang menjadi perhatian serius di dunia kesehatan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi anak-anak dan balita menjadi kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.
Sebagai salah satu penyebab utama kematian balita, diare tidak hanya menjadi masalah medis tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada 2019 terdapat 314 kematian balita akibat diare di Indonesia, menjadikannya sebagai penyebab utama kematian pada anak-anak usia 12 hingga 59 bulan.
Penyebab Utama Diare
Penyebab diare sangat bervariasi, mulai dari infeksi virus, bakteri, hingga parasit. Infeksi bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella sering terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Selain itu, virus seperti rotavirus juga menjadi penyebab umum diare pada anak-anak. Lingkungan yang kurang higienis, kurangnya akses terhadap air bersih, dan sanitasi yang buruk merupakan faktor risiko utama yang memperburuk penyebaran penyakit ini.
Di beberapa kasus, intoleransi makanan seperti alergi laktosa atau efek samping penggunaan antibiotik juga dapat memicu diare.
Dampak Kesehatan Diare
Dampak kesehatan dari diare cukup signifikan, terutama bagi anak-anak. Salah satu dampak langsungnya adalah dehidrasi akut, yang jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Selain itu, diare kronis dapat memengaruhi status gizi anak, mengakibatkan malnutrisi, dan meningkatkan risiko stunting.
Di Indonesia, masalah ini masih menjadi perhatian besar, terutama di daerah-daerah terpencil yang memiliki keterbatasan fasilitas kesehatan.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare berulang juga dapat melemahkan sistem imun anak, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit lainnya.
Pencegahan dan Penanganan
Upaya pencegahan menjadi langkah penting dalam mengatasi diare. Pemerintah dan organisasi kesehatan internasional telah melakukan berbagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar telah terbukti dapat mengurangi risiko diare hingga 30%. Selain itu, menjaga kebersihan makanan dan memastikan air yang dikonsumsi sudah dimasak atau disaring dapat mencegah penularan infeksi.
Di beberapa wilayah, pemberian vaksin rotavirus juga telah diterapkan sebagai langkah preventif untuk melindungi anak-anak dari infeksi yang lebih parah.
Penanganan di Indonesia
Penanganan kasus diare di Indonesia telah mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Di Jakarta, misalnya, hampir 100% balita yang mengalami diare mendapatkan akses terhadap oralit dan zinc pada tahun 2022.
Oralit sangat efektif dalam menggantikan cairan tubuh yang hilang, sementara zinc membantu mempercepat pemulihan dengan memperkuat lapisan usus.
Namun, di beberapa daerah pedesaan dan terpencil, akses terhadap perawatan medis masih menjadi tantangan.
Kurangnya edukasi masyarakat tentang tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya pengobatan dini sering kali menyebabkan keterlambatan penanganan.
Pentingnya Perbaikan Infrastruktur Sanitasi
Selain upaya medis, perbaikan infrastruktur sanitasi dan akses terhadap air bersih menjadi prioritas penting.
Pemerintah Indonesia melalui berbagai program nasional, seperti Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), terus berupaya meningkatkan kualitas sanitasi dan mengurangi risiko penyebaran penyakit menular.
Program ini melibatkan masyarakat secara langsung untuk mengidentifikasi masalah kebersihan di lingkungan mereka dan mencari solusi yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa diare bukan hanya masalah medis, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan pendekatan holistik.
Kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci dalam menekan angka kejadian dan kematian akibat diare.
Edukasi yang terus menerus tentang pentingnya kebersihan, pemberian vaksinasi, dan akses mudah terhadap fasilitas kesehatan dapat mengurangi beban penyakit ini dalam jangka panjang.
Perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan kualitas sanitasi, serta akses terhadap air bersih adalah langkah awal yang dapat dilakukan oleh setiap individu.
Di sisi lain, dukungan dari pemerintah dan lembaga kesehatan untuk menyediakan fasilitas yang memadai sangat diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat.
Dengan pendekatan yang tepat, dampak buruk dari diare dapat diminimalkan, dan angka kematian balita yang disebabkan oleh penyakit ini dapat terus ditekan.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News