Opini  

Viral! Skincare Overclaim Bikin Heboh, Kamu Sudah Tahu?

Apa itu overclaim dalam skincare?

Ket foto: Viral! Skincare Overclaim Bikin Heboh, Kamu Sudah Tahu (Sumber foto: Imelsa Septiana)
Ket foto: Viral! Skincare Overclaim Bikin Heboh, Kamu Sudah Tahu (Sumber foto: Imelsa Septiana)

Gema Sumatra, Opini – Dunia skincare saat ini masih belum baik baik saja,tengah menghadapi masalah serius akibat praktik overclaim, yang merujuk pada klaim berlebihan tentang manfaat produk. Skincare overclaim kini menjadi topik hangat di media sosial,terutama Tiktok,berkat konten dari @dokterdetektif yang mengungkap klaim berlebihan produk skincare.

Skincare atau perawatan kulit sudah menjadi bagian penting dalam rutinitas sehari-hari banyak orang, khususnya di kalangan wanita. Produk-produk kecantikan yang menawarkan manfaat luar biasa, mulai dari mengatasi jerawat, mencerahkan kulit, hingga mengurangi tanda-tanda penuaan, semakin banyak bermunculan di pasar. Namun, belakangan ini, muncul kontroversi tentang klaim berlebihan atau overclaim yang dilakukan oleh beberapa merek skincare, yang membuat heboh banyak pengguna media sosial dan konsumen di seluruh dunia.

Apa itu overclaim dalam skincare? Secara sederhana, overclaim adalah klaim berlebihan yang dibuat oleh produsen mengenai manfaat produk yang sebenarnya tidak dapat dibuktikan secara ilmiah atau tidak sesuai dengan hasil yang dijanjikan. Klaim seperti “mencerahkan kulit dalam satu minggu”, “hilangkan jerawat hanya dalam satu malam”, atau “kulit bebas kerutan seketika” adalah contoh klaim yang bisa disebut overclaim jika tidak didukung oleh bukti yang valid.

Lihat Juga:  Hidup Dalam Cengkraman Algoritma: Pengaruh Fyp Tiktok Terhadap Perilaku Pengguna Sehari-Hari

“overclaim itu bentuk penipuan loh guys,oke doktif kasih ilustrasi nih dengan cara yang mudah banget kalian paham, misal kalian mau beli telur 10 butir dikasih nya cuma 1 butir protes nggak?ngamuk ngamuk nggak sama penjualnya” ujar doktif di salah satu video tiktoknya.

Selain itu, peran influencer dalam mempromosikan skincare overclaim sangatlah berpengaruh bagi para konsumen,Influencer memainkan peran kunci dalam promosi produk, terutama di sektor skincare, dengan memengaruhi keputusan pembelian audiens.

Mereka meningkatkan brand awareness melalui konten menarik yang terlihat lebih alami dibandingkan iklan tradisional, membangun kepercayaan dan kredibilitas merek di mata pengikutnya sebagai contoh : mengklaim manfaat yang tidak sesuai dengan kandungan sebenarnya, seperti serum yang diklaim mengandung 5% niacinamide tetapi hanya memiliki 2%.

BPOM Buka Suara Soal Kosmetik Overclaim, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menanggapi isu skincare overclaim dengan tegas. Mereka memberikan peringatan kepada produsen yang mencantumkan klaim tidak sesuai pada produk skincare. Pelanggaran dapat berakibat pada pencabutan izin edar, penarikan produk, atau sanksi pidana hingga 12 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar.

Lihat Juga:  Pertarungan Gagasan: Membandingkan Platform Kandidat Presiden Indonesia

Kepala BPOM Taruna Ikrar menuturkan overclaim terjadi saat mempromosikan produknya. Untuk itu, BPOM siap melakukan pembinaan jika ada overclaim karena berpotensi merugikan masyarakat.

BPOM juga berencana memperketat pengawasan distribusi produk skincare dan mengajak masyarakat untuk melaporkan produk yang mencurigakan. Ini bertujuan melindungi konsumen dari produk yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Dampak Overclaim untuk Konsumen, Klaim berlebihan yang sering dijumpai pada produk kecantikan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi konsumen. Harapan yang tidak terpenuhi menjadi salah satu akibat utama, di mana konsumen memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap produk tersebut. Ketika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan janji, rasa kecewa dan frustrasi pun muncul.

Selain itu, konsumen juga dapat mengalami kerugian finansial karena harus mengeluarkan uang untuk membeli produk yang tidak efektif meskipun harganya cukup mahal. Beberapa produk yang mengandung klaim berlebihan bahkan dapat merusak kulit, karena mengandung bahan kimia keras yang berpotensi menyebabkan iritasi atau kerusakan kulit.

Akibatnya, kepercayaan terhadap produk kecantikan pun menurun, dan konsumen menjadi lebih skeptis terhadap klaim yang ada, bahkan sulit untuk mempercayai produk-produk kecantikan lainnya.

Lihat Juga:  Antara Teknologi dan Spiritualitas, Keresahan Ajo Pariaman di Era Digital

Saat memilih produk, penting untuk memastikan bahwa klaim manfaatnya telah teruji secara ilmiah untuk memastikan efektivitasnya. Selain itu, hindarilah produk yang sering menawarkan potongan harga lebih dari 50% atau gimmick hadiah premium, karena hal tersebut bisa menandakan harga yang tidak wajar.

Sebaiknya, teliti ulasan dan rekomendasi dari berbagai sumber, bukan hanya dari influencer, agar mendapatkan informasi yang lebih objektif. Terakhir, periksa komposisi bahan dalam produk tersebut, pastikan bahan-bahan yang digunakan terbukti efektif dan aman, serta hindari produk yang memiliki klaim tanpa bukti yang jelas.

Kehadiran influencer seperti Dokter Detektif telah membawa dampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk skincare. Melalui pendekatan investigatif dan edukatif, ia membongkar klaim berlebihan dari berbagai merek, mendorong masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih produk.

Kontennya yang informatif dan menarik tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menginspirasi konsumen untuk memahami bahan-bahan yang terkandung dalam skincare yang mereka gunakan. Dengan demikian, Dokter Detektif berperan penting dalam menciptakan lingkungan pasar yang lebih transparan dan bertanggung jawab di industri kecantikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *