GEMASUMATRA.COM – Sumatera Utara tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia pada tahun 2025. Data terbaru yang dihimpun lembaga kesehatan nasional menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga menimbulkan keprihatinan mendalam di berbagai kalangan.
Faktor penyebab kasus bunuh diri di Sumut cukup kompleks. Para ahli menyebut tekanan ekonomi, masalah keluarga, hingga gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama. Minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penanganan kesehatan jiwa juga memperburuk situasi, karena banyak penderita depresi tidak mendapatkan bantuan profesional.
Psikolog dari Universitas Sumatera Utara menegaskan bahwa kasus bunuh diri sering kali berakar pada depresi yang tidak ditangani sejak dini. Ia menekankan perlunya dukungan sosial, baik dari keluarga, lingkungan, maupun pemerintah, agar masyarakat memiliki akses layanan kesehatan mental yang mudah dijangkau.
Pemerintah Provinsi Sumut menyatakan sedang menyusun program khusus untuk memperkuat layanan konseling dan pendampingan psikologis, terutama di sekolah dan komunitas. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka kasus sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.
Masyarakat diimbau untuk lebih peka terhadap kondisi sekitar, terutama jika ada kerabat atau tetangga yang menunjukkan gejala depresi, seperti perubahan perilaku drastis, menarik diri dari lingkungan sosial, atau mengungkapkan rasa putus asa. Tindakan sederhana berupa mendengarkan dan memberikan dukungan emosional bisa menjadi penyelamat bagi mereka yang sedang berada di titik terendah.
Kasus bunuh diri yang tinggi di Sumut menjadi alarm bagi semua pihak bahwa isu kesehatan mental tidak boleh dianggap remeh. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, institusi pendidikan, hingga masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah, inklusif, dan mendukung kesejahteraan psikologis warganya.







