Gaya Hidup, Gema Sumatra – Di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), peristiwa langka terjadi ketika seorang pria menikahi dua wanita sekaligus dalam satu upacara.
Foto dan video momen tersebut beredar cepat di media sosial, menarik perhatian banyak pihak. Publik merespon dengan beragam pendapat, dari dukungan hingga kritik tajam.
Pernikahan unik ini berlangsung dalam suasana yang sederhana namun sarat makna, menonjolkan tradisi setempat yang masih menerima praktik poligami.
Masyarakat di daerah tersebut tampaknya lebih terbuka terhadap konsep pernikahan ganda, meskipun hukum di Indonesia mengatur persyaratan khusus untuk poligami.
Salah satunya adalah mendapatkan persetujuan dari istri pertama sebelum menambah istri kedua.
Kedua mempelai wanita dalam acara tersebut tampak tenang dan menerima situasi mereka.
Dari keterangan yang beredar, keduanya sudah mengetahui dan setuju akan kondisi ini sejak awal.
Momen tersebut pun berwarna dengan doa dan ucapan selamat dari kerabat serta tamu undangan.
Namun, di luar lingkungan lokal, pernikahan ini memicu diskusi lebih luas di media sosial.
Sebagian netizen memuji keikhlasan kedua wanita yang menerima berbagi suami, sementara yang lain mempertanyakan keadilan dari pernikahan tersebut.
Terutama dari perspektif hak dan kesetaraan perempuan.
Banyak pihak yang menentang poligami dengan alasan bahwa hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip modern tentang kesetaraan gender.
Mereka melihat bahwa meskipun mengizinkan oleh hukum dalam situasi tertentu, poligami seharusnya tidak lagi mempraktikkan dalam masyarakat yang mengedepankan hak-hak individu, terutama bagi perempuan.
Di sisi lain, ada juga yang melihat fenomena ini sebagai bagian dari kearifan lokal dan tradisi yang masih terhormati.
Mereka berpendapat bahwa selama semua pihak terlibat dengan kesadaran penuh, maka pernikahan ini sah dan tidak perlu mempermasalahkan.
Pernikahan pria dengan dua wanita ini menjadi viral karena menggambarkan benturan antara tradisi lama dan pandangan modern.
Reaksi yang muncul menunjukkan adanya perdebatan panjang tentang nilai-nilai budaya di era globalisasi yang semakin maju.
Fenomena ini juga menunjukkan bahwa meskipun praktik poligami tidak umum di banyak tempat, masih ada daerah-daerah di Indonesia yang mempertahankan adat tersebut.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News