WASHINGTON DC — Jaksa Amerika Serikat, Maurene Comey, diberhentikan secara mendadak dari jabatannya di Departemen Kehakiman AS (DOJ). Comey, yang merupakan putri dari mantan Direktur FBI James Comey, dikenal sebagai salah satu jaksa kunci dalam penyelidikan kasus besar seperti Jeffrey Epstein dan Sean “Diddy” Combs.
Pemecatan ini diumumkan secara internal pada Kamis (18/7) dan langsung menimbulkan spekulasi luas karena tidak disertai alasan resmi dari pihak DOJ.
Sumber dari dalam departemen menyebut bahwa Comey diberhentikan setelah pernyataannya yang dianggap “melanggar batas protokol internal,” meskipun detailnya tidak dijelaskan ke publik.
Maurene Comey sendiri mengirim email perpisahan kepada rekan-rekannya dengan pernyataan yang cukup tajam:
“Ketakutan adalah alat seorang tiran. Hukum harus ditegakkan tanpa intimidasi.”
Pernyataan tersebut dipandang sebagai bentuk kritik terhadap dugaan adanya tekanan politik terhadap jaksa dalam menangani kasus-kasus sensitif.
Maurene Comey sebelumnya memimpin penyidikan terhadap jaringan pelecehan dan perdagangan manusia Jeffrey Epstein, serta menjadi salah satu figur kunci dalam investigasi terhadap Diddy yang sedang berlangsung.
Pengamat hukum dan kelompok kebebasan sipil menyatakan keprihatinan atas pemecatan ini, yang dianggap sebagai sinyal buruk bagi independensi lembaga hukum di Amerika Serikat.
“Jika jaksa dengan rekam jejak seperti Comey bisa dipecat begitu saja, maka tidak ada jaminan bahwa hukum ditegakkan tanpa pengaruh politik,” ujar profesor hukum dari Yale, Dr. Edward Ramos.
Publik AS terbelah dalam menyikapi kabar ini. Di media sosial, banyak yang menuduh pemerintahan saat ini melakukan pembersihan politik terhadap tokoh-tokoh hukum yang vokal atau independen.
Sejauh ini, DOJ belum memberikan keterangan resmi lebih lanjut. Mantan direktur FBI James Comey, ayah Maurene, juga belum berkomentar.
