Aceh, Gema Sumatra – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh berencana merumuskan regulasi yang membatasi penggunaan smartphone bagi anak-anak.
Langkah ini di ambil setelah rapat dengan RSJ Aceh dan DP3A yang mengungkap dampak negatif media sosial, game, dan judi online.
Waled Nura menyatakan bahwa kecanduan media sosial, game, dan judi online penyebab utama peningkatan gangguan jiwa di Aceh.
“Ini adalah masalah krusial yang mendesak untuk segera kita tangani bersama,” ujar Waled Nura pada Senin (16/12/2024).
Menurut Waled Nura, pembatasan akses smartphone bagi anak-anak usia dini sangat penting.
Ia mencontohkan negara maju seperti Australia yang telah menerapkan pembatasan penggunaan media sosial pada anak-anak.
“Jika generasi muda hancur karena game online dan media sosial, masa depan Aceh akan semakin suram,” ungkapnya.
Selain itu, Waled Nura mendorong agar regulasi ini juga mencakup larangan judi online yang semakin marak dan sulit di bendung.
Fenomena judi online melibatkan pengguna dari berbagai usia dan membawa dampak negatif di lingkungan sosial.
Pemerintah di minta untuk tegas dalam menangani masalah ini untuk melindungi masyarakat dari kerusakan yang lebih besar.
Penyalahgunaan media sosial dan game online bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan sosial anak.
Menurut Dr. Sri Mulyani, psikolog anak, paparan media sosial berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan menurunkan rasa percaya diri anak.
“Anak-anak yang terlalu lama menggunakan smartphone cenderung kesulitan berinteraksi sosial di dunia nyata,” kata Dr. Sri Mulyani.
Penelitian Universitas Indonesia menunjukkan bahwa ketergantungan pada smartphone terkait dengan gangguan tidur dan penurunan kualitas belajar anak.
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan anak mengalami gangguan tidur yang berdampak pada konsentrasi dan kemampuan belajar di sekolah.
Oleh karena itu, pembatasan penggunaan smartphone bagi anak-anak di anggap sebagai langkah preventif yang penting untuk melindungi kesehatan mental mereka.
Pemerintah daerah di harapkan bekerja sama dengan sekolah dan orang tua untuk mengedukasi anak tentang dampak negatif gadget.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News