JAKARTA, DKI JAKARTA, Rabu, 19 November 2025, 15.00 WIB — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi banjir pesisir (rob) di sejumlah wilayah Indonesia pada 17 November–3 Desember 2025 akibat pasang maksimum air laut yang dipicu fase Bulan Baru dan fenomena perigee. Sejumlah pesisir di Sumatra masuk daftar daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan.
Menurut daftar resmi BMKG, wilayah terdampak di Sumatra meliputi Pesisir Aceh (Meulaboh, Tapaktuan, Bireuen, Lhokseumawe), Pesisir Sumatera Utara (Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan), Pesisir Sumatera Barat (Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai), Pesisir Jambi, Pesisir Kepulauan Bangka Belitung, dan Pesisir Lampung. Masing-masing wilayah memiliki rentang tanggal kejadian berbeda, umumnya antara 17–29 November 2025.
BMKG menyebut banjir rob berpotensi mengganggu aktivitas di pelabuhan dan kawasan permukiman tepi laut. “Masyarakat pesisir, terutama nelayan, pengelola pelabuhan, serta pemilik usaha tambak dan perikanan darat, diimbau waspada terhadap kenaikan air laut maksimum selama periode tersebut,” demikian imbauan yang tercantum dalam siaran pers maritim BMKG.
Dampak langsung bagi warga di Aceh, Sumut, hingga Lampung bisa berupa genangan di jalan-jalan rendah dekat pantai, terhambatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan kecil, hingga terganggunya akses ke pasar pesisir. Di beberapa kota, rob berpotensi memperparah genangan bila terjadi bersamaan dengan hujan lebat dan drainase yang tersumbat.
Sebagai pembanding, peristiwa rob beberapa tahun terakhir di pesisir Sumatra kerap menyebabkan kerusakan pada fasilitas usaha kecil seperti warung, gudang ikan, dan bengkel di dekat pelabuhan. Pemerintah daerah di wilayah pesisir kini diminta memperbarui rencana kontinjensi dan menyiapkan jalur evakuasi sederhana bagi warga yang rumahnya berada di elevasi sangat rendah dari garis pantai.
BMKG menyarankan masyarakat memantau jadwal pasang surut dan informasi prakiraan cuaca harian, serta mengamankan barang-barang penting ke tempat lebih tinggi. Nelayan diimbau menyesuaikan jadwal melaut dan memastikan kapal tertambat kuat, sementara pemda dan aparat desa diminta menyalurkan informasi resmi BMKG melalui pengeras suara masjid, grup pesan singkat, dan posko siaga banjir rob.







