BATURAJA, Jumat, 21 November 2025, 13.30 WIB — Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor untuk menghadapi puncak musim hujan. Status ini diikuti pengerahan ratusan personel dan penyiapan peralatan khusus guna mempercepat respon ketika terjadi bencana.
Penetapan status tertuang dalam Surat Keputusan Bupati OKU Nomor 300.2.3/521/KPTS/XLIV.1/2025 tanggal 29 Oktober 2025 tentang status siaga darurat banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Sebanyak 647 personel dari BPBD, TNI/Polri, dinas teknis, dan relawan digabung dalam satuan tugas penanggulangan bencana.
Mereka didukung empat perahu karet, tiga perahu fiber, lima mesin perahu, satu boat, tiga mobil rescue, 19 motor trail, 10 mesin sedot apung, enam tenda pengungsian, serta puluhan tenda keluarga dan pelampung.
“Penetapan status ini perlu dilakukan karena OKU termasuk daerah yang rawan banjir dan longsor saat musim hujan,” ujar Kepala BPBD OKU, Januar Efendi, menjelaskan alasan penerbitan SK tersebut.
Bagi warga, status siaga darurat berarti jalur koordinasi antarinstansi dipersingkat, sehingga permintaan bantuan logistik, evakuasi, maupun pembukaan akses jalan yang tertutup dapat dilakukan lebih cepat.
Di sejumlah titik rawan, BPBD bersama pemerintah kecamatan mulai menyiapkan lokasi yang dapat difungsikan sebagai posko pengungsian sementara dan tempat distribusi bantuan.
Di level provinsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel sebelumnya memetakan 11 kabupaten/kota sebagai wilayah rawan bencana hidrometeorologi, termasuk OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, OKI, Muratara, Muba, Prabumulih, dan Banyuasin.
Sejumlah daerah lain disebut tengah memproses penetapan status siaga di tingkat kabupaten/kota yang nantinya bisa menjadi dasar peningkatan status di level provinsi.
Selanjutnya, pemerintah daerah mengimbau warga yang tinggal di lereng bukit, bantaran sungai, dan daerah cekungan untuk mewaspadai hujan dengan durasi panjang, terutama pada malam hari.
Warga diminta menyimpan nomor kontak posko BPBD, segera melapor jika muncul retakan tanah atau pohon miring, dan tidak memaksa melintasi jembatan maupun ruas jalan yang tergenang atau tertutup longsor. Kegiatan sosialisasi kesiapsiagaan bencana juga akan digelar di sekolah, balai desa, dan rumah ibadah dalam beberapa pekan ke depan.







