Santri Aceh Barat Diduga Disiram Air Cabai

Insiden Menyakitkan di Pesantren Darul Hasanah

Ket foto: Santri Aceh Barat (Sumber Foto: Instagram/newsrbaceh)
Ket foto: Santri Aceh Barat (Sumber Foto: Instagram/newsrbaceh)

Aceh Barat, Gema Sumatra – Seorang santri bernama Teuku, siswa SMP di Pesantren Darul Hasanah, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat kini di rawat karena mengalami luka bakar.

Ia terkena luka akibat di siram air cabai di Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.

Peristiwa yang terjadi pada Senin sore ini viral di media sosial, menyita perhatian publik karena kondisi tubuh korban yang memerah, bengkak, dan menimbulkan rasa perih yang luar biasa.

Menurut keterangan keluarga, pelaku yang di duga melakukan tindakan kekerasan ini adalah perempuan berinisial NN, istri dari pimpinan Pesantren Darul Hasanah.

Teuku disiram air cabai sebagai bentuk sanksi setelah di tuduh melanggar aturan yang berlaku di pesantren.

Lihat Juga:  Polres Aceh Barat Tangkap Dua Pelaku Penyalahgunaan BBM

Kasus ini segera mengundang empati dari masyarakat, terutama saat video memperlihatkan nenek Teuku sedang memandikan cucunya untuk meredakan rasa sakitnya.

Dalam video tersebut, neneknya terlihat sangat khawatir dan berusaha membantu cucunya mengatasi luka yang di alaminya.

Kondisi ini memicu perhatian banyak orang, yang langsung menanggapi dengan rasa prihatin terhadap perlakuan yang di terima Teuku.

Ibu kandung korban, Marnita, menyatakan bahwa anaknya mengalami luka serius akibat perlakuan tersebut.

“Anak saya di siram dengan air cabai oleh NN karena dia di tuduh melanggar aturan pesantren. Kejadiannya terjadi kemarin sore,” ujar Marnita kepada wartawan.

Menurutnya, kondisi anaknya semakin memburuk, dan saat ini Teuku di rawat di rumah neneknya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Lihat Juga:  Menjadi Tuan Rumah yang Peduli Aceh Barat Merespons Krisis Pengungsi Rohingya

Ia menambahkan bahwa anaknya mengalami bengkak dan kemerahan di bagian tubuh yang terkena air cabai.

Marnita merasa sangat sedih dan marah atas perlakuan tidak manusiawi yang di terima anaknya.

Akibat trauma yang di alaminya, Marnita melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian Polsek Pante Ceureumen.

Ia berharap agar kasus ini dapat di tindaklanjuti dengan serius.

“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap ada proses hukum terhadap NN,” tambahnya.

Keluarga korban meminta keadilan dan menginginkan agar tindakan kekerasan serupa tidak terulang di masa mendatang.

Mereka bertekad untuk memperjuangkan hak anaknya, meskipun harus melalui proses hukum yang panjang.

Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di kalangan santri dan masyarakat Aceh.

Lihat Juga:  Damai Setelah Kontroversi: WNA Australia Minta Maaf dan Berikan Kompensasi kepada Warga Aceh yang Dianiaya

Diskusi ini menyoroti perlunya perhatian terhadap perlakuan di pesantren dan dampak psikologis yang di alami korban.

Saat ini, pihak kepolisian sedang menangani kasus ini untuk memastikan keadilan bagi Teuku dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Kasus ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak dan penegakan hukum yang adil di lingkungan pendidikan.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *