[MEDAN/SUMATERA UTARA], Kamis, 16 Oktober 2025, WIB — cuaca panas bmkg: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan suhu maksimum harian di sejumlah wilayah Indonesia mencapai 34–37,6°C pada 14 Oktober 2025. Sebelumnya, 12 Oktober mencatat 36,8°C di Kapuas Hulu, Majalengka, dan Kupang. Fenomena dipicu dominasi massa udara kering dan minimnya awan selama masa peralihan menuju awal musim hujan.
BMKG menyebut pada 13 Oktober suhu sedikit turun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT), namun kembali meningkat pada 14 Oktober dengan rentang 34–37°C di beberapa wilayah termasuk Jawa, Kalimantan, NTT, NTB, dan Papua. Di hari yang sama, Majalengka dan Boven Digoel menyentuh 37,6°C sebagai nilai tertinggi.
“Persistensi suhu maksimum didukung udara kering dan kurangnya pembentukan awan,” terang BMKG. Prospek cuaca mingguan juga menunjukkan gelombang atmosfer (Rossby/Kelvin) aktif di sebagian Sumatra, sehingga siang cenderung terik dan sore–malam berpeluang hujan lokal di beberapa titik.
Bagi warga Sumatra—terutama Medan, Padang, dan Pekanbaru—disarankan menata ulang aktivitas luar ruang pada pukul 10.00–15.00, memperbanyak hidrasi (air putih/larutan elektrolit), mengenakan pakaian tipis berwarna terang, topi lebar, dan tabir surya. Kelompok rentan (balita, lansia, pekerja lapangan) perlu jeda istirahat lebih sering. Pelaku UMKM kuliner dan logistik diingatkan menjaga rantai dingin produk, memeriksa suhu ruang simpan, serta menyesuaikan jam distribusi agar kualitas barang tetap terjaga.
Layanan publik yang perlu diantisipasi: peningkatan konsumsi listrik siang hari (risiko beban puncak), potensi hotspot di lahan kering, dan kejadian heat strain pada pekerja. Pemerintah daerah disarankan mengaktifkan imbauan jam kerja fleksibel saat indeks panas tinggi, menyediakan pos air minum/ruang teduh di lokasi kegiatan massal, serta menyebarkan informasi prakiraan harian BMKG.
Ke depan, BMKG memperkirakan kondisi panas berangsur menurun seiring masuknya hujan awal musim di sebagian wilayah. Namun kewaspadaan tetap diperlukan terhadap perubahan cuaca mendadak dan potensi badai guntur pada sore–malam selama masa peralihan.
