Aceh Besar, Gema Sumatra – Kuah Beulangong, kuliner khas Aceh Besar, kini resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Hidangan tradisional ini menjadi simbol kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Aceh, terutama dalam acara-acara adat dan keagamaan.
Nama “Beulangong” sendiri berasal dari kata belanga, yang berarti kuali besar.
Masakan ini biasanya di siapkan dalam jumlah besar, cukup untuk menyajikan hingga 300 porsi.
“Bahan utama Kuah Beulangong adalah daging sapi, kambing, atau kerbau yang di racik dengan rempah-rempah khas Aceh. Penambahan bahan seperti nangka muda, pisang muda, atau bagian dalam batang pisang memberikan cita rasa yang khas,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, Bahrul Jamil.
Tradisi memasak Kuah Beulangong telah ada sejak abad ke-19 atau bahkan lebih awal.
Bahrul Jamil menjelaskan, tradisi ini di perkenalkan oleh pedagang Gujarat, India, yang selain berdagang dan menyebarkan Islam, juga membawa pengaruh budaya dalam kuliner.
Kuah Beulangong menjadi bagian penting dari acara adat seperti Khanduri Blang, tradisi syukuran masyarakat menjelang musim tanam padi.
Acara ini menjadi momen berdoa bersama agar hasil panen melimpah.
“Pengakuan Kuah Beulangong sebagai WBTB adalah langkah penting untuk melestarikan tradisi kuliner Aceh Besar. Kami berharap ini dapat menjadi ikon budaya Indonesia di dunia,” tambah Bahrul Jamil.
Proses memasak Kuah Beulangong dilakukan oleh kaum pria, sebuah tradisi yang mencerminkan nilai gotong royong dan tanggung jawab bersama dalam adat Aceh.
Memasak hidangan ini membutuhkan waktu berjam-jam dengan pengawasan ketat untuk memastikan rasa dan teksturnya sempurna.
Tradisi ini menunjukkan betapa kuliner dapat menjadi medium pelestarian budaya dan identitas lokal.
Ahli budaya Aceh, Dr. Zulkifli Ibrahim, mengatakan, “Kuah Beulangong adalah warisan yang tidak hanya berbicara soal rasa, tetapi juga sejarah dan filosofi hidup masyarakat Aceh. Melalui pengakuan ini, kita di ingatkan pentingnya menjaga warisan budaya agar tidak hilang di tengah arus globalisasi.”
Pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda membawa harapan besar untuk mempromosikan Kuah Beulangong secara nasional dan internasional.
Pemerintah Aceh Besar berencana memasukkan hidangan ini dalam agenda pariwisata kuliner, sehingga semakin banyak orang mengenal keunikan dan kekayaan budaya Aceh.
“Di tengah modernisasi, melestarikan tradisi seperti ini adalah upaya penting menjaga identitas bangsa. Kuah Beulangong adalah kebanggaan kita bersama,” tutup Bahrul Jamil.
Kuliner ini tidak hanya soal makanan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Aceh yang terus di wariskan dari generasi ke generasi.
Dengan pengakuan ini, Kuah Beulangong di harapkan dapat menjadi inspirasi untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News