Kesehatan, Gema Sumatra – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi bisa menyebar ke berbagai organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang, dan otak.
Penularan TBC terjadi melalui udara, terutama ketika penderita TBC aktif batuk atau bersin, melepaskan percikan ludah yang mengandung bakteri ke udara.
Seseorang yang menghirup udara tersebut dapat terinfeksi, terutama jika sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Fakta Terkait Penyakit TBC
TBC masih menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit menular di dunia.
Setiap detik, seseorang terinfeksi TBC, dengan Indonesia mencatatkan diri sebagai negara kedua dengan jumlah kasus terbanyak setelah India.
Penyakit ini lebih sering menyerang laki-laki dibandingkan perempuan, meskipun keduanya tetap rentan.
Penderita yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat dapat mengalami komplikasi serius, yang terkadang berujung pada kematian.
Gejala Tuberkulosis
Gejala utama TBC mencakup batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, terkadang disertai darah.
Penderita juga dapat mengalami penurunan berat badan yang signifikan, demam, keringat malam tanpa sebab jelas, dan rasa lelah yang berkelanjutan.
Penderita juga dapat mengalami nyeri dada akibat infeksi pada paru-paru.
Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit pernapasan lain, seringkali TBC sulit didiagnosis tanpa tes medis yang tepat.
Mekanisme Penularan Tuberkulosis
TBC menular melalui percikan udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk, bersin, atau berbicara.
Bakteri yang terdapat dalam percikan tersebut bisa bertahan di udara selama beberapa jam, sehingga orang yang berada di lingkungan yang sama dengan penderita berisiko tertular.
Risiko penularan lebih tinggi di ruang tertutup dengan ventilasi buruk atau di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Pencegahan Tuberkulosis
Pencegahan utama untuk TBC adalah vaksinasi BCG, yang diberikan pada bayi untuk mencegah bentuk TBC berat seperti TBC meningeal dan milier.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, memastikan ventilasi udara yang baik, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko penularan.
Edukasi masyarakat juga sangat penting untuk mengurangi stigma terhadap penderita dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengobatan yang tepat.
Pengobatan TBC dan Tantangannya
TBC dapat disembuhkan dengan terapi antibiotik yang harus dijalani selama minimal enam bulan.
Proses pengobatan ini dikenal dengan sebutan DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course), di mana pasien mengonsumsi obat secara teratur dengan pengawasan langsung dari tenaga medis.
Namun, ketidakpatuhan terhadap pengobatan atau penghentian obat sebelum waktunya dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat, yang menjadikan pengobatan lebih sulit dan mahal.
Masalah resistensi obat ini menjadi salah satu tantangan besar dalam penanggulangan TBC di dunia.
Stigma Sosial Terhadap Penderita TBC
Salah satu tantangan terbesar dalam pengendalian TBC adalah stigma sosial yang masih melekat pada penderita.
Banyak orang enggan mengunjungi fasilitas kesehatan atau melanjutkan pengobatan karena takut dikucilkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penularan TBC dan pentingnya mendukung penderita dalam menjalani pengobatan adalah langkah krusial untuk mengurangi stigma tersebut.
Dampak Ekonomi dan Sosial TBC
TBC tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada ekonomi keluarga dan masyarakat.
Penderita TBC sering kali tidak dapat bekerja selama proses pengobatan yang memakan waktu lama. Akibatnya, banyak keluarga yang kehilangan sumber pendapatan.
Hal ini menambah beban ekonomi dan memperburuk kualitas hidup keluarga penderita.
Pemerintah perlu menyediakan dukungan finansial dan program kesehatan yang memadai untuk memastikan pengobatan TBC terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Langkah Pemerintah dalam Penanggulangan TBC
Untuk menghadapi masalah TBC yang semakin mendesak, pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030.
Beberapa langkah yang diambil antara lain adalah meningkatkan kapasitas tenaga medis, memperbanyak pemeriksaan TBC secara massal, serta menyediakan pengobatan gratis bagi pasien TBC.
Kerja sama dengan organisasi internasional juga diperkuat untuk memerangi TBC secara global. Upaya ini tentu memerlukan dukungan penuh dari masyarakat untuk tercapainya tujuan tersebut.
Peran Kita Semua dalam Mengatasi TBC
TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan, tetapi hanya jika pengobatan dilakukan dengan benar dan tepat waktu.
Masyarakat harus lebih sadar akan bahaya TBC, mengenali gejalanya, dan segera mencari pengobatan.
Dengan mengurangi stigma sosial, mematuhi pengobatan, serta mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan TBC, kita semua dapat berkontribusi dalam mengurangi angka penderita TBC dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News