OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN, Selasa, 18 November 2025, 10.00 WIB — Sebanyak 800 personel gabungan mengikuti Apel dan Simulasi Gladi Kesiapsiagaan Bencana Banjir Sumsel di Lapangan AURI Banding Agung, Danau Ranau, OKU Selatan. Latihan dipimpin Gubernur Sumsel Herman Deru untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di puncak musim hujan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyatakan daerahnya resmi masuk musim penghujan setelah berbulan-bulan berjibaku dengan kebakaran hutan dan lahan. Fokus kini bergeser ke ancaman banjir, banjir bandang, dan longsor di wilayah rawan, termasuk sepanjang aliran Sungai Ogan dan Musi.
Simulasi diikuti 800 personel dari BPBD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan unsur swasta. Mereka menguji skenario evakuasi warga, penyelamatan korban di perairan Danau Ranau, hingga pengiriman logistik darurat menggunakan perahu karet dan kendaraan taktis.
“Gubernur Sumsel Herman Deru — ‘Intensitas hujan yang tinggi membawa risiko banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Kesiapsiagaan adalah kunci agar kerugian harta maupun korban jiwa bisa ditekan semaksimal mungkin,’” ujarnya saat memimpin apel di Banding Agung, Jumat (14/11/2025).
Bagi warga, latihan ini berarti jalur evakuasi dan titik kumpul di sekitar Danau Ranau, Muara Dua, hingga kecamatan rawan lainnya akan lebih jelas dan terkoordinasi. Pemerintah daerah diminta rutin menggelar sosialisasi kebencanaan di desa-desa bantaran sungai dan kawasan lereng, termasuk latihan mandiri di lingkungan RT/RW.
Sumsel baru saja melewati masa sulit kabut asap karhutla. Kini, prediksi curah hujan tinggi dari BMKG hingga awal 2026 membuat provinsi ini berpotensi menghadapi “bencana air” berulang, terutama di kawasan dataran rendah dan pemukiman padat.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, menegaskan simulasi akan dijadikan agenda rutin. Ia mengimbau pemerintah kabupaten/kota segera memperbarui peta rawan bencana, membersihkan saluran drainase, serta menyiapkan gudang logistik yang mudah diakses warga saat banjir.
