[PALEMBANG, SUMATERA SELATAN], Senin, 17 November 2025, 10.00 WIB — Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan sepanjang Januari–Oktober 2025 telah menghanguskan 5.264,2 hektare lahan, dengan sebaran terbesar di kawasan perkebunan beberapa kabupaten. Data ini memicu peringatan kewaspadaan asap bagi warga, terutama di wilayah rawan.
Luas lahan terbakar tersebut meningkat sekitar 2.300 hektare dibandingkan data hingga Agustus yang masih di kisaran 2.935 hektare, seiring puncak kemarau dua bulan terakhir.
Kebakaran didominasi lahan mineral dengan konsentrasi di daerah sentra perkebunan seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Muara Enim dan beberapa kabupaten lain yang masuk zona rawan karhutla menurut pemetaan Balai Pengendalian Kebakaran Hutan.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto, menegaskan lonjakan luasan lahan terbakar menjadi sinyal bahwa kewaspadaan belum boleh kendor meski hujan mulai turun.
“Total area terdampak sejak awal tahun mencapai 5.264,2 hektare dan kenaikan paling tajam terjadi dalam dua bulan terakhir ketika kemarau memuncak. Kami mengimbau daerah tetap siaga, terutama di sekitar kebun dan semak kering,” ujarnya.
Dampak kebakaran mulai dirasakan warga dalam bentuk penurunan kualitas udara dan gangguan kesehatan. Dinas Kesehatan Sumsel sebelumnya mencatat lebih dari 330 ribu kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga Agustus 2025, di antaranya dipicu oleh paparan asap karhutla di beberapa kabupaten.
Asap tipis juga mempengaruhi jarak pandang di ruas jalan tertentu dan berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran sungai ketika angin membawa jelaga ke alur transportasi air.
Secara historis, angka karhutla 2025 kembali melampaui dua tahun sebelumnya. Data yang sama menunjukkan luas lahan terbakar mencapai sekitar 4.162 hektare pada 2023 dan turun menjadi sekitar 3.160 hektare pada 2024 sebelum kembali naik tajam tahun ini.
Pola naik-turun ini memperlihatkan bahwa penanganan karhutla belum sepenuhnya tuntas dan masih rentan dipengaruhi pola musim, pemanfaatan lahan, dan kepatuhan terhadap aturan pembukaan lahan tanpa bakar.
Pemerintah Provinsi Sumsel tetap mempertahankan status siaga darurat karhutla hingga akhir November 2025, didukung operasi darat dan udara menggunakan dua helikopter water bombing yang difokuskan pada kantong-kantong kebakaran di beberapa kabupaten.
Warga diimbau membatasi aktivitas luar ruang ketika kabut asap menebal, menggunakan masker, serta segera melapor ke aparat desa, Manggala Agni, atau BPBD ketika melihat titik api kecil agar tidak berkembang menjadi kebakaran luas. Pembaruan: Naskah ini akan diperbarui bila ada data resmi baru terkait luasan karhutla dan status siaga.







