Banda Aceh, Gema Sumatra – Innalillahi wainna ilaihi rajiun, ulama kharismatik Aceh, Tgk H Ishak bin Tgk Ahmad (80), atau yang dikenal sebagai Abu Ishak Langkawe, meninggal dunia.
Beliau menghembuskan nafas terakhir pada Selasa, 5 November 2024, sekitar pukul 23.55 WIB.
Abu Ishak meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Abu Ishak Langkawe sebelumnya di rawat di rumah sakit tersebut selama dua minggu akibat kondisi kesehatannya yang menurun.
Berita meninggalnya ulama yang sangat di hormati ini cepat menyebar melalui kanal WhatsApp dan media sosial.
Kepergiannya mengejutkan masyarakat Aceh, terutama di Pidie.
Kepala Dinas Syariat Islam Pidie, drh Fazli MSi, mengungkapkan kesedihannya atas kepergian Abu Ishak Langkawe.
“Almarhum Abu Ishak Langkawe meninggal dunia di RSUZA, dan jenazahnya langsung di bawa pulang ke Dayah Baldatul Mubaraqah di Kecamatan Kembang Tanjong,” ungkap Fazli.
Menurutnya, Abu Ishak Langkawe di kenal sebagai ulama tertua di Kabupaten Pidie dan sangat di hormati oleh umat Islam di seluruh Aceh.
Abu Ishak Langkawe dikenal luas sebagai ulama kharismatik yang memimpin Dayah Baldatul Mubaraqah Al-Aziziyah di Kembang Tanjong.
Pesantren ini telah melahirkan banyak santri dan santriawati.
Mereka kemudian meneruskan dakwah Islam di berbagai daerah.
Kepergiannya meninggalkan kesan mendalam bagi para murid dan masyarakat yang telah merasakan kebaikan dan kebijaksanaannya.
“Kami sangat kehilangan sosok beliau yang penuh dengan kedamaian dan kebijaksanaan dalam mengajarkan agama,” kata seorang tokoh agama setempat.
Jenazah Abu Ishak Langkawe akan di kebumikan hari ini di kompleks Dayah Baldatul Mubaraqah Al-Aziziyah.
Pemakaman akan berlangsung di Gampong Lamkawe, Kecamatan Kembang Tanjong.
Di kebumikannya ulama kharismatik ini di tanah kelahirannya menjadi bukti penghormatan dan kecintaan masyarakat terhadap beliau.
Kepergian Abu Ishak Langkawe juga di sikapi dengan rasa duka oleh banyak tokoh, termasuk pasangan calon Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah (Abu Sarjani) dan calon Wakil Bupati Pidie, Alzaizi.
Mereka mengucapkan doa untuk almarhum melalui media sosial, berharap Allah SWT mengampuni segala dosa beliau dan memberikan tempat yang layak di sisi-Nya.
“Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa almarhum dan menempatkannya di sisi-Nya yang terbaik,” ungkap Abu Sarjani.
Selain itu, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga turut berbagi kenangan tentang almarhum yang di kenal sebagai sosok yang sangat rendah hati.
Ia menceritakan bagaimana beberapa kali mengunjungi Abu Ishak Langkawe selama perawatan di rumah sakit.
“Abu Ishak adalah seorang ulama yang sangat berdedikasi pada agama dan memberikan banyak ilmu kepada kami. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi Aceh,” kata mantan Panglima GAM tersebut dengan mata berkaca-kaca.
Sosok Abu Ishak Langkawe tak hanya di kenal di Pidie, namun juga di seluruh Aceh.
Sebagai ulama yang telah mengabdikan hidupnya untuk pendidikan agama, beliau sangat di hormati oleh berbagai lapisan masyarakat.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, tetapi warisan ilmu dan keteladanan beliau akan terus hidup di hati para santri dan umat Islam di Aceh.
Kepergian Abu Ishak Langkawe mengingatkan kita untuk menghargai ulama yang telah memberikan kontribusi besar.
Mereka menjadi teladan dalam membimbing umat menuju kebaikan.
Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah beliau dan menjadikannya sebagai contoh yang baik bagi kita semua.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News