Film “Perang Kota” Karya Mouly Surya Tembus Festival Internasional, Potret Gelap Jakarta yang Mendunia

Disutradarai Mouly Surya, film ini angkat tema perlawanan urban dengan pendekatan neo-noir, menjadi sorotan utama di berbagai festival film 2025.

Film “Perang Kota” karya Mouly Surya (*/Istimewa)
Film “Perang Kota” karya Mouly Surya (*/Istimewa)

Jakarta, 3 Juli 2025 — Dunia perfilman Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah internasional lewat karya terbaru sutradara kenamaan Mouly Surya bertajuk Perang Kota. Film bergenre drama-thriller ini sukses menembus sejumlah festival film bergengsi di Eropa dan Asia, bahkan mendapat standing ovation saat pemutaran perdana di Festival Film Cannes Asia pada April lalu.

Perang Kota diadaptasi dari novel This Earth of Mankind karya Pramoedya Ananta Toer namun dikembangkan dalam konteks modern, dengan latar Jakarta masa kini yang penuh kekerasan, konflik kelas, dan ketidakadilan sosial. Film ini mengisahkan seorang jurnalis muda yang menjadi buronan setelah mengungkap jaringan korupsi dan kekerasan terorganisir yang melibatkan aparat keamanan dan elit politik.

Lihat Juga:  Nikita Willy dan Indra Priawan Menanti Kelahiran Anak Kedua

Dengan gaya visual gelap dan atmosfer penuh ketegangan, Mouly Surya menyajikan sebuah potret urban Jakarta yang tidak biasa: kota yang penuh paranoia, intrik, dan perlawanan sunyi dari masyarakat kelas bawah. Kritik sosial yang tajam dan narasi emosional yang kuat menjadikan film ini bukan hanya hiburan, tapi juga pernyataan politik.

Perang Kota adalah respons saya terhadap bagaimana kota bisa menjadi medan pertempuran yang sunyi, tanpa senjata, tapi penuh luka,” ujar Mouly dalam wawancara eksklusif di sela Festival Film Tokyo.

Film ini diperankan oleh sejumlah aktor ternama seperti Reza Rahadian, Tara Basro, dan Chicco Jerikho. Ketiganya dipuji karena mampu menghidupkan karakter-karakter kompleks dengan nuansa psikologis yang kuat.

Lihat Juga:  Lina Mukherjee Bebas Bersyarat, Berjanji Hidup Lebih Bijak

Kritikus film dari Variety menyebut Perang Kota sebagai “salah satu karya paling ambisius dari sinema Asia Tenggara dalam dekade terakhir”, sementara media Korea Selatan HanCinema memuji keberanian film ini dalam mengeksplorasi tema-tema yang sensitif secara politik tanpa kehilangan daya tarik artistiknya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi turut memberikan dukungan penuh terhadap promosi film ini ke mancanegara, termasuk dengan mengikutsertakan Perang Kota dalam delegasi Indonesia ke Festival Film Locarno, Swiss, yang akan digelar Agustus mendatang.

Di dalam negeri, film ini dijadwalkan tayang serentak pada 15 Agustus 2025, bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan. Banyak yang menilai bahwa penayangan ini akan menggugah kesadaran sosial di tengah meningkatnya ketimpangan ekonomi dan ketidakpercayaan terhadap sistem hukum.

Lihat Juga:  Davina Karamoy Siap Hadapi Hujatan sebagai Pelakor di Film Ipar Adalah Maut: Kisah Viral TikTok

Selain sebagai film layar lebar, Perang Kota juga direncanakan akan diadaptasi menjadi miniseri enam episode yang akan tayang di platform streaming lokal dan internasional mulai awal 2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!