Malam Seribu Lilin, Tradisi Tahunan Kedokan Bunder di Hari Ujung

Tradisi Malam Seribu Lilin di Indramayu

Ket foto: Malam Seribu Lilin (Sumber Foto: Instagram/indotoday)
Ket foto: Malam Seribu Lilin (Sumber Foto: Instagram/indotoday)

Headline, Gema Sumatra – Ribuan warga memenuhi kompleks Makam Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten di Kedokan Bunder, Indramayu, dalam tradisi Malam Seribu Lilin.

Acara ini berlangsung pada hari yang dikenal sebagai “unjungan” atau hari peringatan ke-545 tokoh yang merupakan istri kedua dari Sunan Gunung Jati dan putri asal Banten.

Warga berkumpul dengan membawa lilin, yang di nyalakan secara serentak hingga memenuhi area makam.

“Tradisi menyalakan lilin ini sangat berarti bagi masyarakat, sebagai simbol penghormatan kepada leluhur dan peneguhan identitas bersama,” ujar Kapolsek Kedokanbunder, Ipda Tasim.

Rangkaian acara unjungan ini berlangsung meriah dan penuh rasa haru. Menurut H. Udin, sesepuh adat setempat, tradisi ini memiliki makna mendalam bagi warga Kedokan Bunder.

Lihat Juga:  Kabar Hoax Kehamilan Lina Mukherjee Diungkap Kalapas Palembang

“Banyak warga desa datang bersama keluarga untuk mendoakan leluhur dan memohon perlindungan,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, tradisi ini tidak hanya menguatkan tali silaturahmi, namun juga menjadi pengingat pentingnya menjaga nilai-nilai leluhur yang telah di wariskan sejak zaman dahulu.

Malam Seribu Lilin adalah bagian dari kebudayaan lokal yang telah mengakar kuat dalam identitas masyarakat Indramayu.

Sejarawan Ahmad Fathoni menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung ratusan tahun.

Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan masyarakat kepada tokoh berpengaruh.

Tokoh tersebut memiliki kontribusi besar dalam sejarah desa mereka.

“Acara seperti ini adalah bentuk dari nilai spiritual yang menjadi pegangan masyarakat Jawa Barat dalam menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan hidup,” ujarnya.

Lihat Juga:  Apple Vision: Meneropong Masa Depan Inovasi dan Strategi Teknologi

Fathoni menambahkan, tradisi tersebut menunjukkan betapa pentingnya komunitas mempertahankan dan melestarikan warisan budaya agar nilai-nilai luhur tetap hidup.

Warga yang hadir di acara Malam Seribu Lilin terlihat khusyuk dan terharu, terutama ketika lilin mulai di nyalakan satu per satu hingga membentuk cahaya yang memenuhi lokasi makam.

Cahaya lilin tersebut bukan hanya penerang malam, tetapi juga simbol harapan agar masyarakat senantiasa di berkahi keselamatan dan ketentraman.

Tradisi Malam Seribu Lilin ini menjadi bagian penting dalam menumbuhkan rasa persatuan dan keharmonisan di antara masyarakat setempat.

Menurut seorang warga, suasana tenang dan damai dalam tradisi ini memberikan ketentraman tersendiri bagi keluarga yang hadir mendoakan leluhur mereka.

Lihat Juga:  Konflik Keluarga Lee Hsien Loong dan Warisan Lee Kuan Yew

Doa bersama mengakhiri acara ini sebagai penghormatan terakhir.

Mereka memohon agar Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten terus melindungi Desa Kedokan Bunder secara spiritual.

Tasim mengatakan, tradisi ini menunjukkan komitmen masyarakat setempat untuk menghormati leluhur.

Mereka menjaga kearifan lokal agar terus hidup dan berkembang di tengah modernisasi.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!