Suku Bodi, Tradisi Unik Pria Gemuk di Ethiopia

Keunikan Budaya Suku Bodi Menilai Kecantikan Fisik Dari Ukuran Tubuh

Ket foto: Suku Bodi (Sumber Foto: Instagram/ acehworldtimenews)
Ket foto: Suku Bodi (Sumber Foto: Instagram/ acehworldtimenews)

Headline, Gema Sumatra – Di jantung Lembah Omo di Ethiopia, Suku Bodi memiliki tradisi unik yang menilai kecantikan fisik berdasarkan ukuran tubuh.

Di sini, pria yang memiliki perut paling besar di anggap paling menarik. Semakin besar perut seseorang, semakin tinggi status sosialnya.

Untuk meraih gelar “pria tergemuk,” pria muda mengikuti persiapan yang menuntut dan ekstrem, termasuk diet khusus selama enam bulan. Ini adalah praktik yang mengundang rasa penasaran dan kekaguman dari banyak kalangan.

Selama enam bulan, para peserta menjalani diet ketat yang terdiri dari campuran darah sapi dan susu.

Minuman ini sangat penting dalam tradisi mereka, di mana sapi di anggap suci dan tidak boleh di sembelih.

Lihat Juga:  Serangan Terbaru di Gaza, 21 Korban Jiwa

Proses pengambilan darah dilakukan dengan cara yang hati-hati, menggunakan alat sederhana, dan darah tersebut digunakan sebagai bahan utama dalam diet mereka.

Menurut Jethro Kapp, seorang peneliti budaya, “Praktek diet ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga simbol status dan kehormatan.”

Di dalam situasi ekstrem, beberapa peserta bahkan mengalami mual akibat harus meminum campuran ini dalam waktu cepat.

Kontes di adakan dengan meriah, di mana pria-pria ini berbaris untuk menunjukkan tubuh mereka yang telah di siapkan.

Mereka mengenakan tanah liat dan abu untuk menghias diri sebelum menjalani ritual berjalan mengelilingi pohon suci. Proses ini tidak hanya mencerminkan kompetisi fisik tetapi juga nilai-nilai budaya yang mendalam.

Setelah pemenang di tentukan, seekor sapi di sembelih sebagai bentuk perayaan, dan pemenang di akui sebagai pahlawan komunitas.

Lihat Juga:  Pengalaman Wisata Tak Terlupakan: 3 Hari 2 Malam Menjelajahi Keindahan Aceh

“Menjadi pria tergemuk adalah cita-cita setiap pemuda di Bodi. Mereka di anggap pahlawan seumur hidup setelah memenangkan kontes ini,” kata Sarah Ahmed, seorang antropolog yang telah mempelajari suku ini selama bertahun-tahun.

Namun, tradisi ini kini menghadapi tantangan. Pemerintah Ethiopia berencana untuk merelokasi penduduk di kawasan ini, yang bisa mengancam cara hidup tradisional Suku Bodi.

Dalam laporan terbaru dari Badan Pembangunan Internasional, upaya ini dapat memengaruhi tidak hanya budaya, tetapi juga keberlangsungan hidup suku tersebut.

Meskipun demikian, mereka terus menjalani ritual ini setiap tahun, menjadikannya bagian penting dari identitas budaya mereka.

“Budaya kami adalah segalanya. Kami akan terus melestarikannya meskipun ada tantangan,” ujar pemimpin suku, Abdi Muktar.

Lihat Juga:  Ancaman Trump terhadap BRICS Picu Respons

Dengan budaya yang sangat khas ini, Suku Bodi memberikan gambaran menarik tentang bagaimana standar kecantikan dapat bervariasi di seluruh dunia.

Mereka bukan hanya mengukur kecantikan berdasarkan penampilan fisik, tetapi juga mempertahankan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.

Dalam dunia yang terus berubah, Suku Bodi tetap berpegang pada nilai-nilai yang mengikat mereka, merayakan keunikan yang membuat mereka berbeda.

Perayaan tersebut tidak hanya menghormati pria-pria yang berpartisipasi tetapi juga memperkuat ikatan komunitas yang ada di antara mereka.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *