Politik, Gema Sumatra – Edy Rahmayadi, mantan Gubernur Sumatera Utara, membuat pernyataan yang mengundang perhatian publik terkait dinamika politik di Sumatera Utara.
Ia menyebut bahwa PDIP, partai yang pernah mendukung Bobby Nasution saat Pilkada Medan, kini harus merasakan efek dari keputusan politik mereka sendiri.
Edy mengibaratkan PDIP seperti “memelihara harimau” yang pada akhirnya menerkam mereka.
Pernyataan ini mengacu pada Bobby Nasution, yang kini menjadi Wali Kota Medan dan memiliki manuver politik yang di nilai sangat kuat di kancah lokal.
Edy mengatakan keputusan PDIP mendukung Bobby Nasution telah memengaruhi kondisi internal partai.
PDIP kini harus menghadapi Bobby, yang memiliki pengaruh politik besar.
Bobby, menantu Presiden Joko Widodo, tidak hanya sekadar memainkan peran sebagai wali kota, tetapi menurut Edy, ia bertindak seolah-olah memiliki kapasitas sebesar seorang pemimpin nasional.
Hal ini tentu memicu ketegangan di kalangan politisi lokal, terutama di Sumatera Utara, di mana pengaruh Bobby semakin kuat dan sulit dibendung.
Selain itu, Edy juga menyentuh sisi emosional dengan menyampaikan cerita tentang tangis Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP.
Ia mengisahkan bahwa Megawati pernah menangis akibat merasa di khianati oleh salah satu kader partainya.
Dalam ceritanya, Megawati mempercayai seorang yang dulunya hanya berprofesi sebagai tukang kayu, namun kemudian, menurut Edy, sosok ini malah berkhianat.
Meski Edy tidak menyebut siapa yang di maksud secara langsung.
Banyak yang berspekulasi sindiran itu merujuk pada tokoh politik lokal tertentu.
Pernyataan Edy ini mendapat tanggapan beragam di kalangan politisi dan masyarakat.
Ada yang menilai bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk kekesalan terhadap situasi politik yang terjadi saat ini.
Bobby Nasution, pemimpin muda dengan dukungan kuat dari pusat, di anggap mengancam stabilitas politik Sumatera Utara.
Banyak yang menilai pengaruhnya semakin besar di kancah lokal.
Bobby Nasution masih menjabat sebagai Wali Kota Medan, namun ia sudah memiliki jaringan politik yang luas.
Langkah-langkah politiknya di nilai dapat merusak harmoni politik di Sumatera Utara.
Ke depan, dengan Pilkada 2024 yang semakin dekat, manuver politik Bobby Nasution diperkirakan akan semakin terlihat.
Posisi PDIP sebagai salah satu partai besar di Indonesia mungkin akan di uji dalam pemilihan tersebut.
Bobby, dengan dukungan politik yang kuat, di perkirakan akan menjadi salah satu pemain kunci dalam kontestasi politik di Sumatera Utara.
Sementara itu, PDIP perlu merumuskan strategi matang untuk menghadapi tantangan ini.
Pengaruh Bobby semakin sulit di hindari dan memerlukan respons cepat.
Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News.