[PADANG/SUMATERA BARAT], Kamis, 16 Oktober 2025, WIB — Harga beras premium rata-rata nasional masih berada di atas HET. Pemerintah mengandalkan penyaluran beras SPHP oleh Bulog yang hingga 13 Oktober 2025 telah mendekati 500 ribu ton untuk menahan laju harga, termasuk di sejumlah kota di Sumatra.
Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan tren harga beras yang belum merata turun, dengan variasi antarprovinsi. Di Sumatera Barat, indikator harga konsumen untuk beras premium masih tinggi dibanding banyak provinsi lain. Databoks (Katadata) merilis harga beras premium di Sumbar sekitar Rp 17.040/kg pada pertengahan pekan ini.
Bulog menyebut program SPHP terserap luas oleh masyarakat. Penurunan harga beras mulai terpantau di 190 kota/kabupaten menurut indikator BPS (Indeks Perkembangan Harga) seiring intensifnya operasi pasar dan distribusi ke ritel modern maupun pasar tradisional.
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI (Purn.) Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan penguatan distribusi dan kolaborasi dengan pemda menjadi kunci keberlanjutan intervensi. Bulog juga memastikan kualitas beras SPHP sesuai standar Bapanas, termasuk kadar air maksimal 14%.
Bagi rumah tangga dan pelaku usaha kuliner di Sumatra, strategi yang disarankan meliputi pembelian bertahap, memanfaatkan paket SPHP di ritel resmi, serta melakukan substitusi menu berbahan karbohidrat komplementer ketika harga beras di pasar tradisional sedang tinggi.
Ke depan, pemerintah pusat menargetkan intervensi pasokan tetap berlanjut sampai stabilisasi harga lebih merata. Perum Bulog wilayah Sumbar dan Sumut menyatakan stok operasi pasar aman hingga awal tahun depan.
