[TANJUNGPINANG/KEPRI], Kamis, 6 November 2025, 21.30 WIB — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan 79% wilayah Kepulauan Riau memasuki puncak musim hujan pada November 2025 dengan curah 150–300 mm sebulan. Di laut, perairan Natuna–Anambas diprakirakan mengalami gelombang sedang sekitar 1,5–2 meter pada beberapa jam/hari ke depan, sehingga aktivitas pelayaran kapal kecil dan penyeberangan antar-pulau perlu meningkatkan kewaspadaan.
BMKG Stasiun Hang Nadim menyebut wilayah yang masuk puncak hujan meliputi Natuna, Anambas, Batam bagian timur, Tanjungpinang, Dabo Singkep, Lingga, dan sekitarnya. Kondisi atmosfer pada pekan ini juga dipengaruhi gangguan skala regional yang memicu intensitas hujan sedang–lebat di sejumlah titik.
Secara maritim, laman prakiraan BMKG untuk Perairan Kep. Natuna–Anambas dan Perairan Timur Kep. Natuna menampilkan rentang 1,3–1,8 m (kategori gelombang sedang), dengan variasi harian maksimum mendekati ±1,7–2,0 m pada jam-jam tertentu.
BMKG — ‘Masyarakat pesisir dan pelaku pelayaran kecil di Natuna–Anambas agar mewaspadai periode angin kencang sesaat dan kenaikan gelombang. Saat hujan lebat, kurangi aktivitas di perairan terbuka dan gunakan alat keselamatan.’
Dampak di darat terlihat pada potensi banjir genangan dan banjir rob di wilayah pesisir. Di Tanjungpinang, aparat bersama instansi terkait memetakan titik rawan, antara lain Kampung Bugis dan Teluk Keriting, yang setiap musim penghujan kerap mengalami rob.
Warga di dua kawasan tersebut diimbau mengamankan dokumen, menaikkan barang elektronik ke tempat lebih tinggi, serta memperhatikan jadwal pasang maksimum—terutama bila beririsan dengan hujan intens.
Bagi nelayan dan operator ferry rute lokal Natuna–Anambas–Tarempa, rentang 1,5–2 m berarti prioritas pada perahu ≥10 m, memeriksa ramalan jam-jam puncak gelombang, serta menunda keberangkatan saat gust angin meningkat. Usaha wisata bahari diminta mengalihkan kegiatan ke perairan terlindung (teluk/laguna) dan memperketat batas cuaca operasional untuk snorkeling/diving.
Langkah lanjut/imbauan: (1) Cek prakiraan harian BMKG (cuaca umum & maritim) sebelum beraktivitas; (2) Nelayan memastikan rompi pelampung, radio/HP tahan air, dan perahu laik laut; (3) Operator ferry menyesuaikan jadwal pada jam gelombang puncak dan mengumumkan perubahan lebih awal; (4) Warga pesisir Tanjungpinang mengamankan kendaraan/barang pada jam pasang tinggi; (5) Sekolah/puskesmas menyiapkan protokol hujan lebat; (6) BPBD menyiagakan pompa portable, karung pasir, dan jalur evakuasi cepat.







