BANDA ACEH – Banyak pengguna Google Maps mengeluhkan fitur offline yang tidak berfungsi saat dibutuhkan, terutama saat berada di daerah dengan sinyal internet lemah. Gangguan ini ternyata bisa disebabkan oleh sejumlah faktor teknis yang seringkali luput dari perhatian pengguna.
Google Maps memang menyediakan opsi untuk navigasi tanpa internet, namun hal ini hanya berlaku jika pengguna sudah mengunduh area peta sebelumnya. “Banyak yang tidak sadar bahwa peta offline punya masa berlaku. Jika tidak diperbarui dalam 15 hari, sistem akan menghapus data otomatis,” ujar pakar teknologi digital dari IDS, Faisal Nurdin, Sabtu (5/7).
Selain pembaruan yang terlewat, penyebab lain seperti cache aplikasi penuh, izin lokasi yang diblokir, hingga peta yang tidak mencakup seluruh rute perjalanan juga dapat membuat fitur offline gagal berfungsi.
Untuk menghindari hal tersebut, Google menyarankan pengguna:
- Mengunduh peta secara lengkap sebelum bepergian
- Memeriksa ulang apakah seluruh rute termasuk dalam area offline
- Melakukan pembaruan peta secara berkala
- Menghapus cache dan memperbarui aplikasi jika muncul bug
Jika masalah tetap terjadi, ada sejumlah aplikasi alternatif yang mendukung navigasi offline:
- Sygic: Peta 3D dan navigasi turn-by-turn
- MAPS.ME: Gratis dan ringan
- HERE WeGo: Estimasi rute dengan kalkulasi real-time
- OsmAnd: Open-source, detail, dan bebas iklan
- CoMaps: Aplikasi baru berbasis OpenStreetMap yang rilis tahun ini
Menurut laman resmi Google, fitur offline terus disempurnakan, namun tetap disarankan untuk tidak sepenuhnya bergantung pada koneksi data saat menjelajah lokasi baru, terutama di luar kota atau luar negeri.
