Bedah Editorial: Tingkat Pendidikan Bukan Ukuran Kecerdasan Seseorang

Adab sebelum ilmu adalah sebuah hal penting

Tingkat Pendidikan Bukan Ukuran Kecerdasan Seseorang (*Istimewa)
Tingkat Pendidikan Bukan Ukuran Kecerdasan Seseorang (*Istimewa)

Bedah Editorial, PENDIDIKAN – Tingkat pendidikan seseorang memiliki fungsi yang berbeda jika kita bandingkan dengan kecerdasan.

Di zaman sekarang ini, seseorang sangat dengan mudah masuk ke perguruan tinggi, mendapatkan IPK sangat baik, bahkan melanjutkan ke jenjang pasca sarjana asalkan memiliki tekad yang cukup.

Apa minimum requirement bagi seorang calon mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi? Untuk masuk ke perguruan tinggi favorit akan perlu bersaing dengan calon mahasiswa seluruh Indonesia. Hal ini secara langsung akan menyisakan mahasiswa-mahasiswa cerdas untuk berkuliah di PT favorit.

Jika tidak lulus di PT favorit, masih ada perguruan tinggi negeri lainnya yang kurang favorit, ada jalur Mandiri, sampai perguruan tinggi swasta.

Lihat Juga:  Jurnal Psikologi Pendidikan Bantu Kita Lebih Paham Cara Belajar Anak

Untuk lulus pun dari perguruan tinggi acap kali berupa sebuah persaingan. Jika bisa menjadi yang terbaik dari sebuah angkatan, maka nilai IPK penuh, sisanya mengikuti di belakang.

Fenomena ini diterapkan oleh perguruan tinggi untuk mengejar akreditasi kampus masing-masing. Sekarang kita bisa melihat perguruan tinggi layaknya sebuah bisnis yang mencetak sarjana sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan bagaimana sarjana tersebut dapat diserap lapangan tenaga kerja dengan maksimal.

Menemukan seseorang yang cerdas, dapat cerdas secara IQ, cerdas dari EQ, maupun cerdas dari SQ, apalagi kombinasi dari ketiganya adalah impian kita semua.

Saat ini perguruan tinggi hanya bertujuan untuk mencetak sarjana yang akan menjadi seorang karyawan perusahaan seumur hidupnya. Menguasai rumpun ilmu tertentu, yang sekarang bisa kita akses dengan murah dan mudah dengan membaca. Tidak lagi terbatas ketersediaanya lewat buku fisik di perpustakaan.

Lihat Juga:  Poster Pendidikan, Media Komunikasi Visual yang Selalu Relevan

Lulusan Master dan Doktor pun yang harusnya kesehariannya melakukan pengamatan, penelitian, hingga pemecahan masalah, tidak memiliki nilai proaktif sebagai seorang akademisi.

Pemecahan masalah erat kaitannya dengan IQ seseorang. Lulusan tingkat pendidikan SMA/SMK yang memiliki IQ tinggi akan mampu memberikan solusi di masyarakat, maupun pekerjaannya. IQ tinggi harus dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang cukup untuk mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

Tentu IQ juga harus dibarengi dengan EQ dan SQ. Adab sebelum ilmu adalah sebuah hal penting. Karena itu penting bagi perguruan tinggi, terlebih dalam hal ini perguruan tinggi agama semoga mampu mencetak lulusan cerdas IQ, EQ dan SQ dan menjadi tokoh-tokoh andalan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!