Opini  

Pola Pikir dan Buku – Apa Hubungannya Bagi Remaja?

Pola pikir bukan cuma mempengaruhi jenis buku yang mereka pilih, tetapi juga bagaimana remaja memahami isi buku yang mereka baca

Ket foto: Pola Pikir dan Buku (Sumber foto: */Istimewa)
Ket foto: Pola Pikir dan Buku (Sumber foto: */Istimewa)

Opini, Gema Sumatra – Masa remaja merupakan salah satu tahap yang sangat penting dalam hidup seseorang, dimana mereka mulai mengenal dirinya sendiri, memahami orang lain, dan melihat dunia dengan sudut pandang baru. Di fase ini, remaja sedang dalam proses pencarian jati diri dan mengembangkan pola pikir yang akan mempengaruhi cara mereka membuat keputusan di masa depan. Proses ini dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, serta informasi yang mereka terima.

Selain itu, tekanan dari teman-teman sepergaulan dan media sosial sering kali turut berperan besar dalam membentuk cara pandang mereka tentang kehidupan. Pola pikir bukan cuma soal bagaimana kita berfikir, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi dan merespon berbagai tantangan yang datang.

Di era sekarang ini, remaja tumbuh berdampingan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat. Perubahan IPTEK ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan sekarang ini, salah satunya bagi remaja.  Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ini mereka dengan mudah dalam mengakses informasi yang instan dari internet bukan dari buku.

Sehingga buku seringkali dianggap tidak menarik bagi remaja  sehingga membuat minat membaca buku di kalangan remaja menurun. Padahal buku memiliki peran penting  dalam membentuk pola pikir remaja. Karena setiap halamannya itu mengajak pembaca untuk merenungkan ide-ide, menuangkan imajinasi, dan lainnya. Kebiasaan membaca buku itu bukan hanya sekedar mengisi waktu luang, tetapi juga melatih otak untuk berfikir kritis, memperluas wawasan, dan menumbuhkan rasa ingin tahu lebih banyak.

Hubungan antara pola pikir remaja dan buku yang mereka baca itu saling mempengaruhi.  Buku adalah media cetak yang berisi berbagai sumber pengetahuan, wawasan, dan ide yang berfungsi untuk memperluas wawasan bagi remaja dan membetuk pola pikir bagi mereka.      

Buku bisa membantu membentuk pola pikir, memperluas wawasan dan melatih untuk berfikir kritis. Tetapi, pola pikir remaja juga berpengaruh pada cara mereka memilih dan merespons buku yang mereka baca. Artinya, buku yang dibaca  itu membentuk dan memperkaya pola pikir remaja, tetapi pola pikir itu juga mempengaruhi seberapa besar dan sejauh mana buku-buku tersebut mempengaruhi cara berfikir remaja.

Lihat Juga:  Modus Fakir Miskin, Dua Remaja di Banda Aceh Diamankan

Proses ini saling mendukung, semakin banyak jenis buku yang dibaca maka semakin berkembanglah cara berfikir mereka dan semakin terbuka pula pola pikir nya, dan semakin terbuka pola pikir seseorang, maka semakin banyak buku yang bisa memberi pengaruh positif pada cara berfikir seorang remaja.

Tapi dibalik itu semua, sebenarnya kalau kita pahami lebih jauh,  banyak hal menarik untuk dibahas mengenai hubungan pola pikir remaja dengan buku. Pada artikel ini kita akan membahas lebih detail mengenai hubungan timbal balik antara pola pikir dan buku yang remaja baca, serta mengetahui bagaimana buku tersebut dapat mempengaruhi pola pikir remaja.

Pola pikir seseorang termasuk remaja itu dapat mempengaruhi dalam menentukan jenis buku yang mereka pilih untuk dibaca. Remaja yang memilki pemikiran yang kreatif dan inofatif cenderung menyukai buku-buku fiksi seperti novel dan komik. Bagi mereka buku-buku tersebut bukan hanya sebagai hiburan semata tetapi juga melatih remaja berimajinasi dan  merasa berpetualang di dunia yang mereka  bayangkan sendiri.

Contohnya novel Hujan karya Tere Liye novel ini cocok dibaca oleh remaja karna selain menghibur novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehilangan, persahabatan dan keberanian. Novel ini membantu remaja untuk memahami emosi, berempati, dan belajar bangkit dari situasi sulit.

Sementara remaja yang memiliki pemikiran yang lebih kritis dan logis biasanya suka membaca buku-buku non fiksi seperti buku pelajaran, buku biografi, sastra dan lainnya  yang dapat menambah wawasan bagi mereka. Misalnya buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring yang menjadi buku favorit banyak remaja karena mengajari cara berfikir rasional dan menghadapi masalah hidup dengan tenang. Buku ini membantu remaja lebih memahami diri mereka sendiri sekaligus mengasah kemampuan untuk mengambil keputusan.

Namun, pola pikir bukan cuma mempengaruhi jenis buku yang mereka pilih, tetapi juga bagaimana remaja memahami isi buku yang mereka baca. Dua remaja membaca buku yang sama tetapi mereka mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda, tergantung bagaimana cara mereka berfikir.

Lihat Juga:  Integrasi Budaya dan Nasionalisme dalam Agenda Politik Kandidat Presiden 2024

Misalnya, remaja yang memiliki pemikiran yang oktimis melihat novel yang menceritakan perjuangan hidup seseorang sebagai sesuatu yang inspiratif, sementara remaja yang memiliki pemikiran pesimis mungkin hanya menangkap sisi suram dari cerita tersebut atau malah fokus ke sisi sedih dari cerita tersebut.

Buku fiksi maupun non-fiksi punya pengaruh besar bagi pola pikir remaja. Kalau remaja memilih buku yang tepat tentunya akan mendapat banyak manfaat, tetapi jika asal memilih buku tanpa pikir panjang bisa berdampak kurang baik bagi pola pikir remaja, atau bahkan dapat mempengaruhi cara berfikir kearah negatif.

Membaca buku fiksi dapat memeberikan berbagai manfaat  bagi pola pikir remaja. Buku-buku fiksi bisa melatih imajinasi dan kreativitas mereka dengan membawa pembaca kedunia yang berbeda. Selain itu, buku fiksi biasanya penuh dengan konflik emosional atau perjuangan para tokohnya, yang bisa membantu remaja belajar memahami perasaan orang lain.

Mereka juga akan lebih peka dan bisa melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. Bukan hanya itu buku fiksi juga bisa sebagai motivasi buat remaja untuk menghadapi tantangan hidup dengan berani dan penuh semangat.

Tetapi, membaca buku fiksi juga mempunyai sisi negatif, apalagi jika remaja tidak bijak dalam memahami dan memilih ceritanya. Kadang buku fiksi menampikan cerita kedidupan yang terlalu sempurna, seperti cerita cinta yang mulus banget atau bahkan kesuksesan yang terlihat mudah.

Ini bisa membuat remaja mempunyai harapan yang tidak realistis soal kehidupan. Akibatnya, mereka akan kecewa ketika kenyataannya kehidupan tidak semulus dan seindah yang mereka bayangkan dari buku yang mereka baca.

Selain itu, remaja yang terlalu sering membaca buku fiksi akan tidak tertarik untuk membaca buku non-fiksi yang berisi pelajaran sekolah. Terlalu sering membaca buku fiksi tanpa diimbangi dengan membaca buku lain, remaja bisa kehilangan pandangan yang realistis.

Jika mereka terlalu larut dalam dunia khayalan seperti yang ada dalam cerita, mereka akan mengalami kesulitan melihat kenyataan yang ada di dunia ini. Makanya penting banget untuk remaja memilih buku yang tepat dan memahami pesan dibalik ceritanya, supaya buku fiksi tetap memberikan manfaat yang baik buat cara mereka berfikir.

Lihat Juga:  Kenaikan Harga Tiket Pesawat Merupakan Ancaman Nyata bagi Pariwisata

Sedangkan membaca buku non-fiksi mempunyai banyak manfaat bagi pola pikir remaja karna isinya penuh informasi dan fakta. Dengan membaca buku non-fiksi, remaja bisa menambah wawasan dan melatih cara mereka berfikir. Biasanya buku non-fiksi menyajikan data yang sudah dianalisis , jadi lebih mudah dipahami dan juga memotivasi remaja, misalnya dengan memberikan tips atau panduan  untuk berkembang dibidang yang mereka suka.

Tapi, buku non-fiksi juga mempunyai sisi negatifnya. Kalau remaja lebih fokus baca buku non-fiksi tanpa memperhatikan kualitas isinya, mereka bisa saja menerima informasi yang tidak akurat atau berat sebelah. Buku yang isinya terlalu ekstrem atau cuma dari satu sudut pandang juga bisa membuat pola pikir mereka menjadi sempit.

Selain itu, kalau remaja cuma baca buku non-fiksi tanpa diimbangi dengan cerita ringan seperti novel, mereka akan cenderung lebih cepat bosan dan kehilangan kesempatan buat ngalatih imajinasi. Jadi, penting penting bagi remaja untuk memilih buku non-fiksi yang baik dan bermanfaat, agar bacaan itu benar-benar mendukung pola pikir yang baik.

Pola pikir remaja sangat berpengaruh pada jenis buku yang mereka pilih untuk dibaca. Sebaliknya jenis buku yang dibaca juga bisa membentuk cara mereka untuk berfikir, memandang dunia, dan menghadapi berbagai masalah. Hubungan ini menunjukkan betapa pentingnya memilih buku dengan hati-hati, karna bacaan bukan cuma buat hiburan, tetapi juga bisa jadi sarana untuk belajar dan berkembang.

Jadi, yuk jadikan membaca buku menjadi kebiasaan yang seru sekaligus bermanfaat. Pilih buku yang sesuai dengan minat, tapi juga bisa menambah pengetahuan dan memperluas cara pandang kita. Dengan begitu, kita nggak cuma dapat cerita atau info menarik, tapi juga berkembang menjadi orang yang lebih kreatif, kritis, dan bijak. Mulai sekarang, ayo lebih selektif sama bacaan kita, karna buku yang tepat bisa menjadi teman terbaik untuk perjalanan hidup.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *