Opini  

Guru, Pahlawan Tak Di Anggap

Guru yang dihormati dan dimuliakan itu tidak terlihat pada saat ini

Ket foto: Guru Pahlawan (Sumber Foto: Pinterest)
Ket foto: Guru Pahlawan (Sumber Foto: Pinterest)

Opini, Gema Sumatra – Guru merupakan seorang pahlawan yang menebarkan ilmu pengetahuan dan ilmu moral kepada anak didiknya. Guru telah mengabdikan dirinya untuk mengajar anak didiknya mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama , sekolah menengah atas  dan perguruan tinggi.  

Dalam bahasa jawa  kata guru di istilahkkan dengan “ digugu lan ditiru” berarti guru orang yang patut untuk di tiru. Guru seorang pengajar dan pendidik anak-anak diluar rumah merupakan panutan bagi anak-anak didiknya, segala pelajaran yang di berikannya itu berguna bagi masa depan muridnya.

Pahlawan tanpa tanda jasa julukan yang diberikan kepada guru, guru yang mengajar anak bangsa dengan segala ketekunan dan kesabaran tidak pernah mendapatkan imbalan yang sesuai dengan apa yang telah  dia berikan kepada anak bangsa.

Padahal julukan ini tertulis pada lirik lagu nasional , yaitu “ Hymne Guru” ciptaan Sartono yakni lirik nya “Engkau patriot pahlawan tanpa tanda jasa”.  Pada masa penjajahan belanda peran guru tidak dianggap terlalu penting, karena di sebabkan oleh pribumi yang tidak mendapatkan izin untuk menempuh pendidikan pendidikan. Seiring berjalanya waktu pada kemerdekaan Indonesia peran guru menjadi penting, terbebas dari penjajahan semua orang bisa mendapatkan pendidikan serta peran guru sangat penting.

Kontribusi guru tidak terlalu diperhatikan di Indonesia,bahkan statusnya dianggap sepele. Hal ini dapat kita lihat di sekolah guru sebagian besar tidak di hargai, contohnya saja ketika guru mengajar anak muridnya sedikit yang memperhatikan ketika dia mengajar. Tidak hanya itu dalam gajipun  tidak sesuai dengan apa yang telah guru berikan, itulah mengapa guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Lihat Juga:  Game Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental

Dalam mengajar guru tidak menerangkan satu muurid tetapi dengan banyak murid yang mempunyai berbagai macam sifat, namun guru sealu tabah dan sabar dalam mendidik anak-anak muridnya. Guru hanya di anggap sebagai tenaga pengajar yang tidak perlu imbalan hal ini muuncul dalam julukan tersebut.

Seharusnya julukan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa itu di geser menjadi guru pahlawan tak di anggap. Hal ini terlihat pada masa sekarang guru dipandang sebelah mata, tugas seorang guru yang mendidik di sekolah  selalu di salahkan  ketika murid yang di ajarkan tidak terlalu memahami materi yang diberikan guru yang disalahkan. Padahal guru telah mengajarkan dan mendidik muridnya dengan sebaik mungkin tapi apa yang di dapatkan oleh guru, tidak ada bahkan cacian di belakangnya sering mereka dapatkan.

Guru pahlawan tak dianggap menggambarkan hal yang terjadi pada masa sekarang, seorang guru honorer yang sudah mengabdi selama puluhan tahun tidak mendapatkan hak yang seharus mereka dapatkan. Tetapi apa yang terjadi mereka tidak di beri hak sebagai guru tetap  dan dengan gaji yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Lihat Juga:  Peran Pemerintah dalam Mengatasi Kesenjangan Sosial di Indonesia

Guru yang dihormati dan dimuliakan itu tidak terlihat pada saat ini, banyak guru di jadikan bahan lelucon. Sementara guru tidak hanya mengajar tetapi juga membimbing dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak muridnya, Namun guru selalu dipandang buruk ketika anak didiknya nakal yang seringkali disalahkan. Ketika guru menegur pun dianggap kasar, padahal itu buat kebaikan dari anak muridnya dan guru selalu menjadi pelaku.

Namun guru itu merupakan korban, tapi apa yang terjadi guru selalu dijadikan pelaku dalam suatu perbuatan yang salah. Untuk menegur pun guru harus berhati-hati supaya tidak menyinggung perasaan muridnya, dimana murid-murid yang seharusnya menjaga perasaan guru mereka karena guru sabagian orang tua kedua mereka.

Guru tidak di hargai di kalangan masyarakat, ketika guru mendisiplinkan muridnya saja guru selalu disudutkan guru yang dihormati tidak ada lagi artinya. Pahlawan tanpa tanda jasa di rasa itu tidak lagi sesuai dengan penyematan julukan, namun bisa diberi julukan guru pahlawan tak di anggap yang sesuai dengan keadaan sekarang.

Lihat Juga:  Aplikasi Judi Online Hiburan yang Menghancurkan Masa Depan Gen Z

Pemerintah yang harusnya memberikan imbalan jasa yang sesuai apa yang telah diberikan guru atas jasa-jasa yang dikeluarkan tetapi itu tidak diberikan dengan baik. Di negara lain saja seperti Korea dan Jepang guru di hargai baik di pemerintahan, masyarakat dan muridnya, dalam tunjangan hidup guru di negara tersebut sejahtera. Berbeda di Indonesia untuk sejahtera hidup pun tidak mereka dapatkan, bahkan untuk biaya anak mereka di perguruan tinggi dimahalkan tidak sesuai dengan gaji yang mereka dapatkan.

Bagaimana guru tidak ada? Apa yang bisa kita lakukan tanpa guru? Pertanyaan ini harus kita tanamkan dalam pikiran, tanpa sosok guru yang mengajar kita tentang pengetahuan maupun hal lainnya itu tidak akan bisa kita dapatkan.

Sepatutnya kita bisa lebih menghargai dan menghormati guru tanpa mereka kita tidak akan bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang menjadi bekal kita dimasa depan. Guru pahlawan yang berjasa bagi kita, pada masa sekarang sosok pahlawan itu dapat kita lihat dari seorang guru. Walaupun mereka di caci-maki seorang guru tidak pernah membalasnya bahkan selalu baik, ketika melihat anak muridnya sukses guru tersebut ikut bangga kepada anak didiknya.

Ikuti Update Berita Terkini Gema Sumatra di: Google News

Ikuti juga Sosial Media kami di Facebook dan Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *