BULUKUMBA – Sebuah video memperlihatkan seorang mertua mengusir menantunya dengan membungkus seluruh pakaian korban menggunakan sarung, lalu menaruhnya di teras rumah. Aksi ini terjadi di sebuah desa di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dan viral di media sosial sejak Jumat malam (4/7).
Video berdurasi 45 detik itu memperlihatkan perempuan muda berdiri pasrah sambil menatap pakaiannya yang digulung ke dalam sarung dan diletakkan di depan rumah oleh ibu mertuanya. Sejumlah warga terlihat menyaksikan peristiwa tersebut tanpa ikut campur.
Menurut informasi yang dihimpun dari akun Facebook “Sinjai Update” yang pertama kali mengunggah video tersebut, menantu perempuan itu tengah ditinggal suaminya yang merantau ke Kalimantan. Selama ditinggal, ia disebut tinggal bersama keluarga sang suami.
“Menurut keterangan tetangga, masalah rumah tangga mereka tidak besar. Tapi si mertua menganggap si menantu tidak patuh, lalu memilih mengusir,” kata salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Video ini langsung memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang menyayangkan tindakan sang mertua karena dianggap mempermalukan dan memperkeruh hubungan keluarga. Beberapa komentar di media sosial menyebut, “Andai anaknya tahu perlakuan ibunya, mungkin dia akan menyesal.” Bahkan ada yang menyerukan bantuan hukum kepada si menantu.
Ironisnya, dalam lanjutan unggahan tersebut, suami dari perempuan itu dikabarkan sampai menggadaikan sepeda motor demi membantu istri yang telah diusir. “Suaminya dengar kabar dari kerabat, langsung pulang dan tebus motor buat biaya pindah kos istri,” tulis akun yang mengunggah.
Pemerintah desa setempat belum memberikan keterangan resmi, namun pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bulukumba menyatakan tengah menelusuri peristiwa ini. “Kami akan mendatangi lokasi untuk memediasi dan mengevaluasi kondisi psikologis korban,” ujar Kepala DP3A, Nur Hayati, Sabtu pagi.
Ahli sosiologi dari Universitas Hasanuddin, Dr. Basri, menilai kasus ini mencerminkan lemahnya komunikasi dalam keluarga dan tingginya tekanan sosial dalam relasi mertua-menantu. Ia menyarankan agar mediasi dilakukan secara adil dan solutif tanpa mempermalukan pihak mana pun.