Jakarta, 9 September 2025 — Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) turun ke jalan di kawasan Jakarta pada Selasa siang, 9 September 2025. Aksi ini merupakan bentuk kritik terhadap situasi politik nasional yang mereka anggap semakin menjauh dari prinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai elitis dan tidak berpihak pada rakyat kecil. Beberapa isu yang menjadi sorotan antara lain keputusan pemerintah terkait tunjangan pejabat, reshuffle kabinet pasca demo berdarah, hingga ketidakpastian arah kebijakan ekonomi yang dianggap merugikan masyarakat menengah ke bawah.
Aksi demonstrasi berlangsung damai. Massa membawa spanduk bertuliskan “Selamatkan Demokrasi” dan “Reformasi Jangan Mundur.” Mereka juga menyanyikan lagu perjuangan serta membacakan pernyataan sikap yang menegaskan lima tuntutan utama:
- Transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah.
- Perlindungan hak-hak sipil dan demokrasi.
- Penghentian kebijakan yang membebani rakyat kecil.
- Reformasi sistem politik dan hukum agar lebih adil.
- Tanggung jawab negara atas jatuhnya korban dalam aksi demonstrasi sebelumnya.
Koordinator lapangan aksi, seorang mahasiswa Fakultas Hukum UI, mengatakan bahwa aksi ini tidak hanya mewakili suara mahasiswa UI, tetapi juga solidaritas dengan masyarakat luas yang terdampak kebijakan pemerintah. Ia menegaskan bahwa mahasiswa akan terus mengawal jalannya pemerintahan dengan cara-cara konstitusional.
Pihak kepolisian menurunkan ratusan personel untuk mengamankan jalannya aksi. Hingga sore hari, tidak terjadi bentrokan maupun tindakan represif. Polisi bahkan terlihat melakukan pendekatan persuasif dengan mahasiswa, menjaga suasana tetap kondusif.
Aksi mahasiswa UI ini menambah daftar panjang gelombang demonstrasi yang melanda Indonesia sejak awal September. Demonstrasi sebelumnya sempat berujung bentrokan dengan korban jiwa, sehingga aksi hari ini menjadi momentum penting untuk menyuarakan kritik dengan cara damai.
Mahasiswa UI menggelar aksi damai di Jakarta dengan membawa tuntutan reformasi dan keadilan sosial. Aksi ini menyoroti krisis demokrasi dan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Demonstrasi berlangsung tertib, mencerminkan upaya mahasiswa menjaga kritik tetap dalam jalur konstitusional.
