Bedah Editorial, TEKNOLOGI – Beasiswa untuk pascasarjana terus digelontorkan, terutama sejak didirikannya LPDP pada 28 Desember 2011 silam. Dilansir Detik dalam ulasannya Lulusan LPDP dan Pendidikan yang ‘Ketinggian’, hingga 31 Agustus 2024, jumlah lulusan beasiswa LPDP adalah 49.896 orang.
Dengan jumlah lulusan baru tersebut pun, rasio lulusan pascasarjana Indonesia (0,5%) masih dibawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand (2,5%).
Akselerasi dalam mengejar ketertinggalan ini diperlukan jika kita ingin bersaing dalam terobosan teknologi tinggi yang mampu menyumbangkan devisa terbesar kepada negara. Sebut saja Microsoft, Nokia, Samsung, dan seterusnya.
Namun hal lain lagi yang perlu dipertimbangkan, kuantitas tidak menjamin adanya terobosan teknologi. Perlu penelitian lebih lanjut terkait jumlah terobosan teknologi di Indonesia dan dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.
Ada beberapa faktor penting lainnya agar perusahaan mampu besar seperti Microsoft, Nokia atau Samsung. Namun jika kita melihat tren Cina hingga terobosan-terobosannya hingga hari ini yang melampaui Amerika Serikat, bagaimana pemanfaatan pasar domestik sebagai sumber perputaran uang.
Kedaruratan dalam judul berbicara tentang bonus demografi Indonesia saat ini. Indonesia memerlukan terobosan teknologi dalam berbagai industri sehingga dapat menurunkan harga barang dasar. Sebut saja telur yang membutuhkan 10 pekerja untuk menghasilkan 10 ton telur ayam.
Saat ada teknologi bisa saja operator mesin yang mengelola proses pakan sehingga biaya dapat lebih murah dengan jumlah produksi lebih besar.
Setiap daerah dapat mandiri secara pangan dan mengurangi biaya transportasi barang. Contohnya seperti di Aceh yang terus bergantung dari Sumatra Utara salah satunya telur.
Setiap industri juga memerlukan beragam tingkat pendidikan dalam operasional dan risetnya.
Pada akhirnya kita berharap, bonus demografi Indonesia dapat terserap dengan optimal diikuti dengan kebutuhan tingkat pendidikan masing-masing pekerja.
Dengan rasio tingkat pendidikan Indonesia saat ini dan kebutuhan barang dasar yang belum mandiri di setiap daerah, diperlukan fokus pengembangan penelitian dari barang dasar hingga bergerak ke barang digital seperti Ponsel Pintar bahkan Mobil Listrik dalam 20 tahun mendatang.